CUCUPOKER
Jumat, 25 Desember 2020

 Hari ini semacam biasa saya perhatikan istriku lagi bersiap buat berangkat kerja, sedangkan saya masih tiduran. Istriku memanglah wajib senantiasa berangkat pagi, tidak semacam pekerjaanku yang tidak mewajibkan berangkat pagi. Tidak lama setelah itu saya perhatikan ia mengatakan suatu, pamitan, serta lama- lama meninggalkan rumah. Sedangkan saya bersiap kembali buat tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Namun langsung saya teringat tentu pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memanglah menemukan perintah dari istriku buat bersih- bersih rumah sepagi bisa jadi, saat sebelum mengerjakan yang lain.




Lia ini baru berusia 17 tahun, dengan besar tubuh yang tercantum pendek tetapi wujud badannya sintal. Saya cuma perhatikan perihal tersebut sepanjang ini, serta tidak sempat berfikir macam- macam tadinya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia juga mulai nampak di pintu masuk, sehabis mengetuk serta memohon izin sebentar, dia juga masuk sembari bawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini saya perhatikan pembantuku ini, not bad at all.


Sebab saya senantiasa tidur cuma dengan bercelana dalam, hingga saya pikir hendak ganggu ia. Dengan masih pura- pura tidur, saya menggeliat ke samping sampai selimutku juga tersingkap. Sehingga bagian bawahku telah tidak tertutup apapun, sedangkan sebab bangun tidur serta belum pernah ke Toilet, kemaluanku telah membeku semenjak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berulang kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya ada‘ Mr. Penny’ ku yang telah membengkak serta membeku. Tetapi saya perhatikan ia masih terus mengerjakan pekerjaannya sembari tidak menampilkan perasaannya.


Sehabis itu ia berakhir dengan pekerjaannya serta keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi buat buang air kecil. Semacam biasa saya lepas celana dalamku serta kupakai handuk kemudian keluar mencari suatu buat minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, saya rebahkan diriku di kursi depan Televisi ruang keluarga kami. Sejenak terlintas buat membuat Lia lebih dalam memahami‘ pelajarannya’. Kemudian saya berfikir, kira- kira topik apa yang hendak saya gunakan, sebab sepanjang ini saya tidak sering sekali bicara dengan ia.


Sembari saya perhatikan Lia yang lagi padat jadwal, saya mengingat- ingat yang sempat istriku katakan soal ia. Kesimpulannya saya ingat kalau ia mempunyai permasalahan bau tubuh. Dengan tersenyum gembira saya panggil ia serta kuminta buat menyudahi melaksanakan aktivitasnya sebentar. Lia juga mendekat serta mengambil posisi duduk di dasar. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah buat memandang‘ perangkatnya’. Saya mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar ia memiliki permasalahan BB. Dengan alibi tamu serta relasiku hendak banyak yang tiba saya memintannya buat lebih atensi dengan perkaranya.


Ia cuma mengiyakan permintaanku, serta mulai berani berkata satu 2 perihal. Terus menjadi baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, serta menemukan reaksi yang baik. Sedangkan dudukku dengan terencana saya buat seakan tanpa terencana, sehingga‘ Mr. Penny’ ku yang cuma tertutup handuk hendak nampak seluruhnya oleh Lia. Saya perhatikan matanya berulang kali melirik ke arah‘ Mr. Penny’ ku, yang secara tidak terencana mulai bangun. Kemudian saya tanyakan apa boleh mencium BB- nya, suatu persoalan yang lumayan mengagetkannya, tidak hanya sebab persoalan itu lumayan berani, pula sebab matanya yang lagi melirik ke‘ anu’ ku. Buat menutupi rasa malunya, diapun cuma mengangguk membolehkan.


Saya memohon ia buat mendekat, serta dari jarak sekian cm, saya berupaya mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, saya katakan tidak begitu jelas, hingga dengan alibi tentu sumbernya dari ketiaknya, hingga saya memohon ia buat menampilkan ketiaknya. Sejenak ia terdiam, bisa jadi dipikirnya, apakah ini wajib ataupun tidak. Saya kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Memandang tatapannya saya paham kalau ia tidak ketahui apa yang wajib dikerjakannya buat penuhi permintaanku. Hingga saya dengan kilat menuntunnya supaya ia tidak bimbang hendak apa yang wajib dicoba. Serta saya katakan, naikkan saja pakaian kaosnya sehingga saya bisa mengecek ketiaknya, serta saya katakan jangan malu, toh tidak terdapat siapapun di rumah.


Lama- lama diangkatnya pakaian kaosnya serta akupun bersorak gembira. Lama- lama kulit putih mulusnya mulai nampak, serta kemudian dadanya yang lumayan besar tertutup BH kecil juga mulai nampak.‘ Mr. Penny’ ku langsung membengkak serta membeku penuh. Sehabis ketiaknya nampak, akupun berikan atensi, kudekatkan hidungku nampak bulu ketiaknya lumayan rimbun. Sehabis dekat saya hisap hawa dekat ketiak, baunya sangat memicu, serta akupun terus menjadi mendekatkan hidungku sehingga memegang bulu ketiaknya. Sedikit kaget, ia menghindar serta merendahkan bajunya. Kemudian saya katakan kalau ia wajib memotong bulu ketiaknya bila mau BBnya lenyap. Ia mengangguk serta berjanji hendak mencukurnya. Sejenak saya perhatikan mukanya yang nampak beda, merah padam. Saya heran mengapa, sehabis saya perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah‘ Mr. Penny’ ku. Ya ampun, handukku tersingkap serta‘ Mr. Penny’ ku yang membengkak serta memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Tentu tersingkap sewaktu ia kaget tadi.


Kemudian kuminta Lia kembali mendekat, serta saya katakan kalau ini normal terjalin, sebab saya lagi bersebelahan dengan wanita, terlebih lagi memandang yang terletak di dalam bajunya. Dengan malu ia tertunduk. Kemudian saya lanjutkan, entah benak dari mana, seketika saya menyanjung tubuhnya, saya katakan kalau tubuhnya bagus serta putih. Saya pula berkata kalau bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, saya bangun sembari memegang tangannya, serta memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, serta saya mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman lumayan lama serta sangat memicu. Saya perhatikan ia begitu bernafsu, bisa jadi telah semenjak tadi pagi ia terangsang.


Tanganku yang telah semenjak tadi terletak di dadanya, kuarahkan mengarah tangannya, serta menariknya mengarah kursi. Kutidurkan Lia serta menindihnya dari pinggul ke dasar, sedangkan tanganku berupaya membuka bajunya. Sebagian dikala nampaknya pemahaman Lia bangkit serta melaksanakan perlawanan, sehingga kuhentikan sembari membuka bajunya, serta saya kembali mencium bibirnya sampai lama sekali. Begitu Lia telah kembali mendesah, lama- lama tangan yang semenjak tadi kugunakan buat meremas dadanya, kuarahkan ke balik buat membuka kaitan BHnya. Sampai terpampanglah buah dadanya yang berdimensi lumayan besar dengan puting besar coklat muda.


Lumatan mulutku pada buah dadanya buatnya telah betul- betul terangsang, sehingga dengan gampang tanganku mengarah ke arah‘ Veggy’ nya yang masih bercelana dalam, lagi tanganku yang satunya bawa tangannya buat memegang‘ Mr. Penny’ ku. Secara otomatis tangannya meremas serta mulai naik turun pada‘ Mr. Penny’ ku. Sedangkan saya padat jadwal menaikkan roknya sampai celana dalamnya nampak seluruhnya. Serta dengan menyibakkan celana dalamnya,‘ Veggy’ nya yang basah serta kecil itupun telah jadi mainan untuk jari- jariku. Tetapi tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, serta tangannya memegang tanganku supaya tidak bergerak serta tidak meninggalkan‘ Veggy’ nya. Kusadari Lia hadapi orgasme yang pertama


Sehabis mereda, kupeluk erat tubuhnya serta berupaya senantiasa merangsangnya, serta benar saja, bebrapa dikala setelah itu, terlihat dirinya telah kembali bergairah, cuma saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, kemudian berupaya mencari serta memegang‘ Mr. Penny’ ku. Sedangkan secara bergantian bibir serta buah dadanya saya kulum. Serta dengan tanganku,‘ Veggy’ nya kuelus- elus lagi mulai dari bulu- bulu halusnya, bibir‘ Veggy’ nya, sampai ke dalam, serta wilayah dekat lubang pantatnya. Sensasinya tentu sangat besar, sehingga tanpa siuman Lia menggelinjang- gelinjang keras. Peluang ini tidak saya sia- siakan, bibirku pindah mengarah bibirnya, sedangkan‘ Mr. Penny’ ku ku dekatkan ke bibir‘ Veggy’ nya, ku elus- elus sebentar, kemudian saya mulai selipkan pada bibir‘ Veggy’ pembantuku ini.


Telah semacam seperti suami serta istri, kami seolah kurang ingat dengan segalanya, Lia apalagi mengerang memohon‘ Mr. Penny’ ku lekas masuk. Sebab basahnya‘ Veggy’ Lia, dengan gampang‘ Mr. Penny’ ku masuk sedikit demi sedikit. Bagaikan perempuan yang baru awal kali berhubungan tubuh, terasa sekali otot‘ Veggy’ Lia mengencang serta mempersulit‘ Mr. Penny’ ku buat masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar serta mendiamkan sejenak‘ Mr. Penny’ ku, terasa Lia agak rileks. Kala itu, saya mulai memaju mundurkan‘ Mr. Penny’ ku walaupun cuma bagian kepalanya saja. Tetapi sedikit demi sedikit‘ Mr. Penny’ ku masuk serta kesimpulannya segala batangku masuk ke dalam‘ Veggy’ nya. Sehabis saya diamkan sejenak, saya mulai bergerak keluar serta masuk, serta pernah kulihat cairan bercorak merah muda, ciri keperawanannya sudah kudapatkan.


Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis dikala itu. Lia belajar sangat kilat, serta‘ Veggy’ nya terasa meremas- remas‘ Mr. Penny’ ku dengan sangat lembut. Sampai belasan menit kami bersetubuh dengan style yang sama, sebab ku pikir nanti saja mengajarkannya style lain.‘ Mr. Penny’ ku sudan berdenyut- denyut ciri tidak lama lagi saya hendak ejakulasi. Saya tanyakan pada Lia, apakah ia pula telah nyaris orgasme. Lia mengangguk pelan sembari terrsenyum. Dengan aba- aba dari ku, saya mengajaknya buat orgasme bersama. Lia terus menjadi keras mengelinjang, sampai akhinya saya katakan kita keluar bersama. Sebagian dikala setelah itu saya rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam‘ Veggy’ nya yang pula mengencang sebab orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, kurang ingat kalau saya merupakan majikannya, serta akupun melupakan kalau Lia merupakan pembantuku, saya memeluk serta menciumnya dengan erat.


Dengan muka sedikit malu, Lia senantiasa tertidur disampingku di kursi tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak terdapat penyesalan di mukanya, namun kulihat kepuasan. Saya katakan padanya kalau permainannya sangat hebat, serta mengajaknya buat mengulang bila ia ingin, serta dijawab dengan anggukkan kecil serta senyum. Semenjak dikala itu, kami kerap melaksanakan bila istriku lagi tidak terdapat. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, apalagi dalam mobil.


Lia turut bersama kami sampai tahunan, hingga sesuatu dikala ia terpanggil oleh orang tuanya buat dikawinkan. Dia serta saya silih melepas dengan berat hati. Tetapi sekali waktu Lia tiba kerumahku buat spesial berjumpa denganku, sehabis tadinya menelponku buat janjian. Anak satu- satunyapun baginya merupakan anakku, sebab suaminya mandul. Tetapi tidak terdapat yang sempat ketahui.. 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2025 Cerita Bokep88 - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -