Senin, 04 Januari 2021
Ceritabokep88-Ayah mertuaku( Pak Tom, samaran) yang berumur dekat 60 tahun baru saja pensiun
dari pekerjaannya di salah satu industri di Jakarta. Sesungguhnya dia sudah
pensiun dari anggota ABRI kala berusia 55 tahun, namun sebab dikira masih
sanggup hingga dia terus dikaryakan. Sebab dia masih mau terus berkarya,
hingga dia memutuskan buat kembali ke kampungnya didaerah Malang, Jawa Timur
tidak hanya buat menghabiskan hari tuanya, pula dia mau mengurusi kebun Apelnya
yang lumayan luas.
Bunda mertuaku bernama Bu Mar( nama samaran) meski telah berumur dekat 45
tahun, namun penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Tubuhnya saja tidak
gendut gombyor semacam umumnya ibu- ibu yang telah berusia, walaupun tidak cantik
namun berwajah ayu serta mengasyikkan buat ditatap. Penampilan bunda mertuaku
semacam itu bisa jadi sebab sepanjang di Jakarta kehidupannya senantiasa berkecukupan dan
telaten menjajaki senam secara berkala dengan kelompoknya.
Sebagian bulan yang kemudian, saya mengambil cuti panjang serta mengunjunginya bersama
Istriku( anak tunggal mertuaku) serta anakku yang baru berumur 2 tahun. Kedatangan
kami disambut dengan gembira oleh kedua orang mertuaku, terlebih telah setahun
lebih tidak berjumpa semenjak mertuaku kembali ke kampungnya.
Pertama- tama, saya di peluk oleh Pak Tom mertuaku serta istriku dipeluk serta
diciumi oleh ibunya serta sehabis itu istriku lekas menghadiri bapaknya serta
memeluknya serta Bu Mar mendekapku dengan erat sehingga terasa payudaranya
mengganjal empuk di dadaku serta tidak terasa penisku jadi tegang karenanya.
Dalam pelukannya, Bu Mar pernah membisikkan Sur( namaku).., Bunda kangen sekali
denganmu, sembari menggosok- gosokkan tangannya di punggungku, serta buat tidak
mengecewakannya kubisiki pula, Buuu, Aku pula kangen sekali dengan Bunda, serta aku
jadi sangat kaget kala bunda mertuaku sembari senantiasa masih mendekapku
membisikiku dengan perkata, Suuur, Bunda merasakan terdapat yang mengganjal di perut
Bunda, serta sebab kaget dengan perkata itu, saya jadi tertegun serta terus saling
membebaskan dekapan serta kuperhatikan bunda mertuaku tersenyum penuh makna.
Sehabis 2 hari terletak di rumah mertua, saya serta istriku merasakan terdapat keanehan
dalam rumah tangga mertuaku, paling utama pada diri bunda mertuaku. Bunda mertuaku selalu
saja marah- marah kepada suaminya apabila terdapat hal- hal yang kurang berkenan,
sebaliknya bapak mertuaku jadi lebih pendiam dan tidak meladeni bunda mertuaku
kala dia lagi marah- marah serta bapak mertuaku kelihatannya lebih senang
menghabiskan waktunya di kebun Apelnya, meski di sana cuma duduk- duduk
semacam lagi merenung ataupun melamun. Agen Poker Terpercaya
Istriku bagaikan anaknya tidak dapat berbuat apa- apa dengan tingkah laku orang
tuanya paling utama dengan ibunya, yang telah sangat jauh berlainan dibandingkan sewaktu
mereka masih terletak di Jakarta, kami berdua cuma dapat menduga- duga saja dan
kemungkinannya dia itu terserang post power syndrome. Sebab istriku khawatir untuk
menanyakannya kepada kedua orang tuanya, kemudian Istriku memintaku buat mengorek
penjelasan dari ibunya serta biar ibunya ingin menceritakan tentang permasalahan yang
lagi dihadapinya, hingga istriku memintaku buat menanyakannya sewaktu ia tidak
lagi di rumah serta sewaktu bapaknya lagi ke kebun Apelnya.
Di pagi hari ke 3 sehabis berakhir makan pagi pagi, istriku sembari bawa anakku,
pamitan kepada kedua orang tuanya buat berangkat mendatangi Budenya di kota Kediri,
yang tidak sangat jauh dari Malang serta jika dapat hendak kembali sore nanti.
Lho, Mur( nama istriku), kok Mas mu tidak diajak..?, tanya ibunya.
Laah.., tidak usahlah Buuu, supaya Mas Sur nemenin Ayah serta Bunda, wong tidak lama
saja kok, sahut istriku sembari mengedipkan matanya ke arahku serta saya ketahui apa
iktikad kedipan matanya itu, sebaliknya bapaknya cuma berpesan pendek biar hati-
hati di jalur sebab cuma berangkat dengan cucunya saja.
Tidak lama sehabis istriku berangkat, Pak Tompun pamitan dengan istrinya serta saya,
buat berangkat ke kebun apelnya yang tidak sangat jauh dari rumahnya sambil
meningkatkan kata- katanya, Nak Suuur, jika nanti ingin lihat- lihat kebun, susul
ayah saja ke situ. ceritasexdewasa. org Saat ini yang di rumah cuma tinggal saya serta bunda mertuaku
yang lagi padat jadwal mensterilkan meja makan. Buat mengisi waktu sembari menunggu
waktu yang pas buat melaksanakan tugas yang dimohon oleh istriku, kugunakan
buat membaca koran lokal di ruang tamu.
Cerita Sex Mertua Pemarah Entah telah berapa lama saya membaca koran, yang tentu segala taman sudah
kubaca seluruh tidak kutemukan terdapat cerita berusia disitu, tidak pula kutemukan list
video bokep( ya iyalahhhh…) serta seketika saya dikagetkan dengan suara sesuatu
yang jatuh serta diiringi dengan suara mengaduh dari balik, dengan gerakan reflek
saya lekas berlari mengarah balik sembari berteriak, Buuu, terdapat apa buuu?.
Serta dari dalam kamar tidurnya kudengar suara bunda mertuaku semacam merintih, Nak
Suuur, tolooong Ibuuu, serta kala kujenguk nyatanya bunda mertuaku terduduk di
lantai serta kayaknya habis terjatuh dari bangku kecil di dekat lemari pakaian
sembari meringis serta mengaduh dan mengurut pangkal pahanya. Dan merta kuangkat
bunda mertuaku ke atas tempat tidurnya yang lumayan lebar serta kutidurkan sambil
kutanya, Bagian mana yang sakit Buuu, serta bunda mertuaku menanggapi dengan wajah
meringis semacam menahan rasa sakit, Di mari.., sembari mengurut pangkal paha
kanannya dari luar rok yang dipakainya.
Tanpa permisi kemudian kubantu mengurut paha bunda mertuaku sembari kembali kutanya,
Buuu, apa terdapat bagian lain yang sakit..?
Tidak terdapat kok Suuur, cuman di sejauh paha kanan ini terdapat rasa sakit sedikit..,
jawabnya.
Ooh, iya nak Suuur, tolong ambilkan minyak kayu putih di kamar bunda, supaya paha ibu
terasa panas serta lenyap sakitnya.
Saya lekas mencari minyak yang diartikan di meja rias serta alangkah kagetku ketika
saya kembali dari mengambil minyak kayu putih, kulihat bunda mertuaku telah
menyingkap roknya ke atas sehingga kedua pahanya nampak jelas, putih serta lembut.
Saya tertegun sejenak di dekat tempat tidur sebab memandang panorama alam ini dan
bisa jadi sebab memandang keragu- raguanku ini serta tertegun dengan mataku tertuju ke
arah paha dia, bunda mertuaku langsung saja mengatakan, Ayooo.. lah nak Suuur, nggak
harus ragu- ragu, kaki bunda terasa sakit sekali ini lho, lagi pula dengan bunda mertua
sendiri saja kok pake sungkan sungkan, tolong di urutkan paha bunda tetapi tidak usah
gunakan minyak kayu putih itu, bunda khawatir nanti malah paha bunda jadi kepanasan.
Dengan perasaan penuh keraguan, kuurut pelan- pelan paha kanannya yang terlihat
terdapat ciri agak merah memanjang yang bisa jadi sewaktu terjatuh tadi terserang bangku
yang dinaikinya seraya kutanya, Gimana Buuu, apa bagian ini yang sakit..?
Betul Nak Suuur, yaa yang ituuu, tolong urutkan yang agak keras sedikit dari atas
ke dasar, serta dengan patuh lekas saja kuikuti permintaan bunda mertuaku. Setelah
sebagian dikala kuurut pahanya yang katanya sakit itu dari dasar ke atas, sambil
memejamkan matanya, bunda mertuaku mengatakan kembali, Nak Suuur, tolong agak ke atas
sedikit ngurutnya, sembari menarik roknya lebih ke atas sehingga sebagian celana
dalamnya yang bercorak merah muda serta tipis itu nampak jelas serta membuatku
jadi tertegun serta gemetar entah mengapa, terlebih Miss V bunda mertuaku itu
nampak mengembung dari luar CD- nya serta terdapat sebagian helai bulu vaginanya yang
keluar dari samping CD- nya.
Ayoo, doong, Nak Sur, kok ngurutnya jadi menyudahi, kata bunda mertuaku sehingga
membuatku tersadar.
Iii, yaa, Buuu maaf, tetapi, Buuu, jawabku agak terbata- bata serta tanpa
menuntaskan perkataanku sebab agak ragu.
aah mengapa sih Nak Suuur..?, kata bunda mertuaku kembali sembari tangan kanannya
memegang tangan kiriku dan menggoncangnya pelan.
Buuu, Saa, yaa, saayaa, sahutku tanpa siuman serta tidak ketahui apa yang harus
kukatakan, namun yang tentu penisku jadi terus menjadi tegang sebab memandang bagian
CD bunda mertuaku yang menggelembung di bagian tengahnya.
Cerita Yang lain:
Cerita Sex Pasien
Nak Suuur.., katanya lirih sembari menarik tangan kiriku serta kuikuti saja tarikan
tangannya tanpa prasangka yang bukan- bukan, serta sehabis tanganku diciumnya serta
digeser geserkan di bibirnya, kemudian secara tidak kuduga tanganku diletakkan tepat
di atas vaginanya yang masih tertutup CD serta senantiasa dipegangnya sembari dipijat-
pijatkannya secara lama- lama ke vaginanya diiringi dengan desis suara bunda mertuaku,
ssshh, ssshh.
Peristiwa yang tidak kuduga sama sekali ini begitu mengagetkanku serta secara tidak
siuman saya berguman agak keras.
Cerita Sex Mertua Pemarah
Cerita Sex Mertua Pemarah
Buuu, Saayaa, serta belum pernah saya menuntaskan kata- kataku, dari mulut ibu
mertuaku terdengar, Nak Suuur, koook semacam anak kecil saja.., siiih?.
Buu, Saa, yaa, takuuut jika nanti ayah tiba, sahutku gemetar sebab memang
dikala itu saya khawatir benar, sembari berupaya menarik tanganku namun tangan ibu
mertuaku yang masih senantiasa memegang tanganku, menahannya serta apalagi semakin
menekan tanganku ke vaginanya dan mengatakan pelan,
Nak Suuur, Ayah kembali buat makan siang senantiasa jam 1 siang nanti, tolong
Ibuuu, naak, terdengar semacam mengiba.
Entot bunda nak suurrrrr… bunda telah tidak tahan pengen telanjang bugil dan
dientotin…….
Sesungguhnya siapa sih yang tidak ingin jika telah semacam ini, saya pula tidak
munafik serta tentu para pembaca juga pula tidak dapat menahan diri jika dalam
suasana semacam ini, namun sebab ini baru awal kualami serta terlebih dengan
bunda mertuaku sendiri, pastinya perasaan takutpun tentu hendak terdapat.
Ayooolah Nak Suuur, tolongin Ibuuu, Naak, kudengar bunda mertuaku mengiba kembali
sehingga membuatku tersadar serta tahu- tahu bunda mertuaku sudah memelukku.
Buuu, supaya aku kunci pintunya dahulu, yaa..?, pintaku sebab saya waspadai kalau
nanti terdapat orang masuk, namun bunda mertuaku malah menanggapi,
Tidak harus naak, sepanjang ini tidak sempat terdapat orang pagi- pagi ke rumah Bunda, serta
terus mencium bibirku dengan bernafsu hingga saya sedikit kewalahan untuk
bernafas.
Terus menjadi lama bunda mertuaku terus menjadi tambah kasar saja, sembari senantiasa menciumiku,
tangannya berupaya membebaskan kaos oblong yang kukenakan serta sehabis berhasil
membebaskan kaosku dengan gampang diiringi dengan bunyi nafasnya yang terdengar
berat serta kilat, bunda mertuaku terus mencium wajah dan bibirku serta perlahan-
lahan ciumannya bergerak ke arah leher dan setelah itu ke arah dadaku.
Ciuman demi ciuman bunda mertuaku ini pasti saja membuatku jadi terus menjadi bernafsu
serta ketakutanku yang tadipun telah tidak teringat lagi. Agen Poker Terpercaya
Buuu, boleh aku bukaa, rok Bunda..? tanyaku memohon izin.
Suuur, bol, eh, boleh, Nak, Nak Suur, boleh jalani apa saja.., katanya dengan
suara terputus- putus serta terus kembali menciumi dadaku dengan nafasnya yang cepat
serta saat ini malah berupaya melepas kancing celana pendek yang terdapat di badanku.
Sehabis rok bunda mertuaku terlepas, kemudian kulepaskan pula kaitan BH- nya dan
tersembulah payudaranya yang tidak begitu besar serta telah agak menggelantung ke
dasar dengan puting susunya yang besar kecoklatan. Sembari kuusapkan kedua
tanganku ke bagian dasar payudaranya kemudian kutanyakan,
Buuu, boleh aku pegang serta ciumi tetek, Ibuu..?
Bool, eh, boleh, sayang.., jalani apa saja yang Nak Sur ingin.., Bunda telah lama
sekali tidak memperoleh ini lagi dari bapakmu, ayoo.., sayaang, sahut ibu
mertuaku dengan suara terbata- bata sembari mengangkut dadanya serta perlahan- lahan
kupegang kedua buah dada bunda mertuaku serta salah satu puting susunya langsung
kujilati serta kuhisap- hisap, dan pelan- pelan kudorong badan bunda mertuaku
sehingga jatuh tertidur di kasur serta dari mulut bunda mertuaku terdengar,
ssshh, aahh.., sayaang, ooohh, teruuus, yaang, tolong puasiiin Ibuu, Naak, dan
suara bunda mertuaku yang terdengar menghiba itu menjadikanku terus menjadi terangsang
serta saya telah kurang ingat jika yang kugeluti ini merupakan bunda mertuaku sendiri serta ibu
dari istriku.
Cerita Sex Mertua Pemarah Naak Suuur, kudengar suara bunda mertuaku yang lagi meremas- remas rambut di
kepalaku dan menciuminya,
Ibuu, mau memandang punyamu, Naak, seraya tangannya berupaya memegang penisku
yang masih tertutup celana pendekku.
Iyaa, Buu, aku buka celana dahulu Buuu, sahutku sehabis kuhentikan hisapanku pada
payudaranya dan lekas saja saya bangkit serta duduk di dekat muka bunda mertuaku.
Lekas saja bunda mertuaku memegang penisku yang lagi berdiri tegang dari luar
celana serta berpendapat,
Nak Suur, besar betuuul, serta keras lagi, ayooo, dong cepaat.., dibuka celananya,
supaya Bunda dapat melihatnya lebih jelas, katanya semacam telah tidak tabah lagi, dan
tanpa disuruh bunda buat kedua kalinya, langsung saja kulepas celana pendek yang
kukenakan.
Kala saya membuka CD- ku dan memandang penisku berdiri tegang ke atas, langsung
saja bunda mertuaku berteriak kecil,
Aduuuh, Suuur, besaar sekali, sementara itu bagi anggapanku dimensi penisku
kayaknya normal saja bagi dimensi orang Indonesia tetapi bisa jadi saja lebih
besar dari memiliki suaminya serta bunda mertuaku langsung saja memegangnya serta
mengocoknya pelan- pelan sehingga tanpa kusadari saya menghasilkan desahan kecil,
ssshh, aahh, sembari kedua tanganku kuusap- usapkan di wajah serta rambutnya.
Aduuuh, Buuu, sakiiit, teriakku pelan kala bunda mertuaku berupaya menarik
penisku ke arah mukanya, serta mendengar keluhanku itu lekas saja bunda mertuaku
melepas tarikannya serta memiringkan tubuhnya dan mengangkut setengah badannya
yang ditahan oleh tangan kanannya serta setelah itu mendekati penisku.
Sehabis mulutnya dekat dengan penisku, langsung saja bunda mertuaku mengeluarkan
lidahnya dan menjilati kepala penisku sebaliknya tangan kirinya meremas- remas
pelan kedua bolaku, sebaliknya tangan kiriku kugunakan buat meremas- remas
rambutnya dan sekalian buat menahan kepala bunda mertuaku. Tangan kananku
kuremas- remaskan pada payudaranya yang bergantung ke samping.
Sehabis sebagian kali kepala penisku dijilatinya, pelan- pelan kutarik kepala ibu
mertuaku supaya dapat lebih dekat lagi ke arah penisku serta warnanya bunda mertuaku
kilat paham apa yang kumaksud serta meski tanpa perkata langsung saja
kepalanya didekatkan menjajaki tarikan kedua tanganku serta sembari memegangi batang
penisku dan dengan cuma membuka mulutnya sedikit, bunda mertuaku secara pelan-
pelan memasukkan penisku yang telah basah oleh air liurnya hingga separuh batang
penisku masuk ke dalam mulutnya.
Kurasakan lidah bunda mertuaku dipermainkannya serta digesek- gesekannya pada kepala
penisku, sehabis itu kepala bunda ditariknya mundur pelan- pelan serta kembali
dimajukan sehingga penisku terasa sangat nikmat. Warnanya ia jago ngisep kontol.
Sebab tidak tahan menahan kenikmatan yang di bagikan bunda mertuaku, saya jadi
mendesis, ssshh, aacccrrr, ooohh, menjajaki irama maju mundurnya kepala bunda.
Kian lama gerakan kepala bunda mertuaku maju mundur terus menjadi kilat serta ini menambah
nikmat bagiku.
Sebagian menit setelah itu, bunda mertuaku secara seketika membebaskan penisku dari
mulutnya, sementara itu saya masih mau perihal ini terus berlangsung serta sembari kembali
menyimpan kepalanya di tempat tidur, ia menarik bahuku buat mengikutinya. Ibu
langsung mencium wajahku serta kala ciumannya menuju ke telingaku, kudengar ibu
mengatakan dengan agak berbisik,
Naak Suuur, Bunda pula kepingin memiliki bunda dijilati, serta sembari kunaiki badan ibu
mertuaku kemudian kutanyakan,
Buuu, apa boleh, aku jalani?, serta lekas saja bunda menjawabnya,
Nak Suuur, tolong pegang serta jilati milik bunda, naak, bunda telah lama kepingin
di gituin.
Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, saya merendahkan badanku secara perlahan-
lahan serta kala melewati dadanya kembali kuciumi dan kujilati buah dada ibu
mertuaku yang telah tidak sangat keras lagi, ceritasexdewasa. org sehabis sebagian dikala kuciumi
buah dada bunda, saya lekas merendahkan badanku lagi secara lama- lama sebaliknya ibu
mertuaku meremas- remas rambutku, pula terasa semacam berupaya mendesak kepalaku
supaya cepat- cepat hingga ke dasar. Kuciumi serta kujilati perut serta pusar bunda sambil
salah satu tanganku kugunakan buat merendahkan CD- nya.
Cerita Sex Mertua Pemarah Setelah itu dengan cekatan ku lepas CD- nya serta kulemparkan ke atas lantai. Kulihat
Miss V bunda mertuaku begitu rimbun ditumbuhi bulu- bulu yang gelap mengitari liang
vaginanya. Bisa jadi sebab sangat lama saya menjilati perut serta sekitarnya,
kembali kurasakan tangan bunda yang terdapat di kepalaku menekan ke dasar serta kali ini
kuikuti dengan merendahkan badanku pelan- pelan ke dasar serta sesampainya di dekat
vaginanya, kuciumi wilayah di sekitarnya serta apa yang kulakukan ini mungkin
menimbulkan bunda tidak sabaran lagi, sehingga kudengar suara bunda mertuaku,
Cerita Yang lain:
Cerita Sex Diperkosa 2 Pria
Nak Suuur, tolooong, cepaat, saa.., yaang, ayooo, Suuur.
Tanpa kujawab permintaannya, saya mulai melebarkan kakinya serta kuletakkan badanku
di antara kedua pahanya, kemudian kusibak bulu vaginanya yang rimbun itu buat melihat
belahan Miss V bunda serta sehabis bibir Miss V bunda nampak jelas kemudian kubuka bibir
kemaluannya dengan kedua jari tanganku, nyatanya Miss V bunda mertuaku sudah basah
sekali. Kala ujung lidahku kujilatkan ke dalam vaginanya, kurasakan badan ibu
menggelinjang agak keras sembari mengatakan,
Cepaat, Suuur, bunda telah tidak tahaan.
Dengan kilat kumasukkan mulut serta lidahku ke dalam vaginanya sembari kujilati dan
kusedot- sedot serta ini menimbulkan bunda mulai menaik- turunkan pantatnya serta
bersuara,
ssshh, aahh, Suuur, teruuus, adduuuhh, enaak, Suuur, Kemudian kukecup clitorisnya
kesekian kali sampai membeku, perihal ini membuat bunda mertuaku menggelinjang hebat,
Aahh, ooohh, Suuur, betuuul, yang itu, Suuur, enaak, aduuuh, Suuur, teruskaan,
aahh, sembari kedua tangannya menjambak rambutku dan menekan kepalaku lebih
dalam masuk ke vaginanya.
Kecupan demi kecupan di Miss V bunda ini kuteruskan sehingga gerakan tubuh ibu
mertuaku terus menjadi merajalela serta seketika kudengar suara bunda separuh mengerang,
aahh, oooh, duuuh, Suuur, ibuu, ingin.., mauuu, sampaiii, Naak, oooh, disertai
dengan gerakan pantatnya naik turun secara kilat.
Gerakan tubuhnya terhenti serta yang kudengar merupakan nafasnya yang menjadi
terengah- engah dengan begitu cepatnya serta tangannyapun telah tidak meremas- remas
rambutku lagi, sedangkan itu jilatan lidahku di Miss V bunda cuma kulakukan
sekedarnya di bagian bibirnya saja. Dengan nafasnya yang masih memburu itu,
seketika bunda mertuaku bangun serta duduk dan berupaya menarik kepalaku seraya
mengatakan,
Naak Suuur, ke siniii, saayaang, serta tanpa menolak kuikuti saja tarikan tangan
bunda, kala kepalaku telah di dekat kepalanya, bunda mertuaku langsung saja
memelukku seraya mengatakan dengan suara terputus- putus sebab nafasnya yang masih
memburu,
Suuur, Bunda puas dengan apa yang Nak Suuur, jalani tadi, terima kasiih, Naak.
Bunda mertuaku bertubi- tubi mencium wajahku serta kubalas pula ciumannya dengan
menciumi mukanya sembari kukatakan buat mengasyikkan hatinya,
Buuu, aku sayang Ibuuu, aku mau bunda jadi, puu.. aas.
Sehabis napas bunda telah kembali wajar serta senantiasa saja masih menciumi seluruh
wajahku serta sesekali bibirku, ia mengatakan,
Naak Suuur, Bunda masih belum puas sekali, Suuur, tolooong puasin bunda sampai
betul- betul puaas, Naak, seraya kurasakan bunda merenggangkan kedua kakinya.
Sebab saya masih belum membagikan respon atas perkataannya itu, sebab seketika aku
terpikir hendak istriku serta yang kugeluti ini merupakan bunda kandungnya, saya menjadi
tersadar kala bunda bersuara kembali,
Sayaang, ayooo, tolooong Bunda dipuasin lagi Suuur, tolong masukkan punyamu yang
besar itu ke memiliki bunda.
Buuu, sepatutnya aku tidak boleh melaksanakan ini, terlebih kepada Ibuu, sahutku di
dekat telinganya.
Suuur, tidak apa- apa, Naak, Bunda yang kepingin, lakukanlah Naak, jalani sampai
Bunda betul- betul puas Suuur, katanya dengan suara separuh mengiba.
aahh, biarlah, mengapa kutolak, pikirku serta tanpa membuang waktu lagi saya lalu
mengambil ancang- ancang serta kupegang penisku dan kuusap- usapkan di belahan
bibir Miss V bunda mertuaku yang telah sedikit terbuka. Sembari kucium kuping ibu
kemudian kubisikkan,
Buuu, maaf yaa., aku ingin masukkan saat ini, boleh?.
Suur, kilat masukkan, Bunda telah kepingin sekali Naak, sahutnya semacam tidak
tabah lagi serta tanpa menunggu bunda menuntaskan kalimatnya saya tusukkan penisku
ke dalam vaginanya, bisa jadi entah tusukan penisku sangat kilat ataupun sebab ibu
katanya telah lama tidak sempat digauli oleh suaminya langsung saja beliau
berteriak kecil,
Aduuuh, Suuur, pelan- pelan saayaang, bunda agak sakit niiih, katanya dengan wajah
yang agak meringis bisa jadi menahan rasa kesakitan. Agen Poker Terpercaya
Kuhentikan tusukan penisku di vaginanya, Maaf Buu, aku telah menyakiti Bunda,
maaf ya Bu. Bunda mertuaku kembali menciumku,
Tidak apa- apa Suuur, Bunda hanya sakit sedikit saja kok, coba lagi Suur.., sambil
merangkulkan kedua tangannya di pungungku.
Buuu, aku ingin masukkan lagi yaa serta tolong Bunda bilang yaa, jika bunda merasa
sakit, sahutku. T
anpa menunggu jawaban bunda lekas saja kutusukkan kembali penisku namun sekarang
kulakukan dengan lebih pelan. Kala kepala penisku telah menancap di lubang
vaginanya, kulihat bunda sedikit meringis namun tidak menghasilkan keluhan,
Buuu, sakit.., yaa?. Bunda cuma menggelengkan kepalanya dan menanggapi,
Suuur, masukkan saja sayaang, sembari kurasakan kedua tangan bunda menekan
punggungku.
Saya lekas kembali menekan penisku di lubang vaginanya serta sedikit terasa kepala
penisku telah dapat membuka lubang vaginanya, namun kembali kulihat wajah ibu
meringis menahan sakit. Sebab bunda tidak meringik hingga saya teruskan saja tusukan
penisku serta, Bleess, penisku mulai memecahkan masuk ke liang vaginanya diikuti
dengan teriakan kecil,
Aduuuh, Suuur, sembari menengkeramkan kedua tangannya di punggungku serta pasti saja
gerakan penisku masuk ke dalam vaginanya lekas kutahan supaya tidak menaikkan sakit
untuk bunda.
Buuu, sakit yaa..? maaf ya Buuu. Bunda mertuaku cuma menggelengkan kepalanya.
Enggak kok sayaang, bunda cuma kaget sedikit saja, kemudian mencium wajahku sambil
berucap kembali, Suuur, besar betul punyamu itu.
Pelan- pelan kunaik- turunkan pantatku sehingga penisku yang terjepit di dalam
vaginanya keluar masuk serta ibupun mulai menggoyang- goyangkan pantatnya pelan-
pelan sembari berdesah, ssshh, oooh, aahh, sayaang, nikmat, teruuuskan, Naak,
katanya seraya memesatkan goyangan pantatnya. Akupun telah mulai merasakan
enaknya vaginan bunda serta kusahut desahannya,
Buuu, aahh, punyaa Bunda pula nikmat, buuu, sembari kuciumi pipinya.
Kian lama gerakanku serta bunda terus menjadi kilat serta ibupun terus menjadi kerap mendesah,
Aah, Suuurr, ooh, teruus, Suur. Kala lagi nikmat- enaknya menggerakkan penisku
keluar masuk vaginanya, bunda menghentikan goyangan pantatnya.
Saya tersentak kaget,
Cerita Sex Mertua Pemarah Buuu, mengapa? apa bunda capeeek?, Bunda cuma menggelengkan kepalanya saja, sambil
mencium leherku bunda berucap, Suuur, coba hentikan gerakanmu itu sebentar.
Terdapat apa Buuu, sahutku sembari menghentikan goyangan pantatku naik turun.
Suuur, kalian diam saja serta coba rasakan ini, kata bunda tanpa menarangkan apa
artinya serta tidak kuduga seketika terasa penisku semacam tersedot serta terhisap
di dalam Miss V bunda mertuaku, sehingga tanpa siuman saya berkata, Buuu, aduuuh,
enaak, Buu, teruus Bu, oooh, nikmat Buu, serta tanpa siuman, saya kembali
menggerakkan penisku keluar masuk dengan kilat serta ibupun mulai kembali
menggoyangkan pantatnya.
oooh, aah, Suuur, enaak Suuur, serta nafasnya serta nafaskupun terus menjadi kilat dan
tidak terkendali lagi.
Mengenali napas Bunda dan goyangan pantat Bunda telah tidak terkendali lagi, aku
tidak mau bunda cepat- cepat menggapai orgasmenya, kemudian lekas saja kuhentikan
gerakan pantatku serta kucabut penisku dari dalam vaginanya yang menimbulkan ibu
mertuaku keluhan,
Mengapa, Suuur, kok menyudahi?, tetapi keluhan bunda tidak kutanggapi serta saya segera
membebaskan diri dari pelukannya kemudian bangun.
Tanpa bertanya, kemudian tubuh bunda mertuaku kumiringkan ke hadapanku serta kaki kirinya
kuangkat dan kuletakkan di pundakku, sebaliknya bunda mertuaku cuma mengikuti
saja apa yang kulakukan itu. Dengan posisi semacam ini, lekas saja kutusukkan
kembali penisku masuk ke dalam Miss V bunda mertuaku yang telah sangat basah itu
tanpa kesusahan.
Kala segala batang penisku sudak masuk seluruh ke dalam vaginanya, lekas saja
kutekan badanku kuat- kuat ke tubuh bunda sehingga bunda mulai berteriak kecil,
Suuur, aduuuh, punyamu masuk dalam sekali, naak, aduuuh, teruuus sayaang, aah,
serta saya meneruskan gerakan keluar masuk penisku dengan kokoh.
Tiap kali penisku kutekan dengan kokoh ke dalam Miss V bunda mertuaku, bunda terus
saja berdesah,
Cerita Yang lain:
Cerita Memek Hangat Nya Badan Bu Guru Anisa
Ooohh, aahh, Suuur, enaak, terus, tekan yang kuaat sayaang.
Saya tidak berlama- lama dengan posisi semacam ini. Kembali kehentikan gerakanku
serta kucabut penisku dari dalam vaginanya. Kulihat bunda cuma diam saja tanpa
keluhan lagi serta kemudian kukatakan pada bunda,
Buuu, coba bunda tengkurap serta nungging, kataku sembari kubantu membalikkan badan
serta mengendalikan kaki bunda sewaktu nungging,
Aduuh, Suuur, kalian kok macem- macem sih, pendapat Bunda mertuaku.
Saya tidak menjawab komentarnya serta tanpa kuberi aba- aba penisku kutusukkan
langsung masuk ke dalam Miss V bunda dan kutekan kuat- kuat dengan memegang
pinggangnya sehingga bunda berteriak,
Aduuuh Suuur, oooh, serta tanpa kupedulikan teriakan bunda, langsung saja kukocok
penisku keluar masuk vaginanya dengan kilat serta kokoh sampai membuat tubuh ibu
tergetar kala sodokanku memegang badannya serta tiap kali kudengar ibu
berteriak,
oooh, oooh, Suuur, serta tidak lama setelah itu bunda meringik lagi,
Suuur, Bunda letih Naak, sudaah Suuur, Ibuu capeeek, serta tanpa kuduga bunda lalu
menjatuhkan dirinya tertidur tengkurap dengan nafasnya yang terengah- engah,
sehingga ingin tidak ingin penisku jadi keluar dari vaginanya.
Tanpa mempedulikan kata- katanya, lekas saja kubalik tubuh bunda yang jatuh
tengkurap. Saat ini telah tidur telentang lagi, kuangkat kedua kakinya lalu
kuletakkan di atas kedua bahuku. Bunda yang kulihat telah tidak bertenaga itu hanya
menjajaki saja apa yang kuperbuat. Lekas saja kumasukkan penisku dengan gampang ke

dalam Miss V bunda mertuaku yang memanglah telah terus menjadi basah itu, kutekan dan
kutarik kokoh sehingga payudaranya yang memanglah telah aggak lembek itu terguncang-
guncang. Bunda mertuaku nafasnya terdengar sangat kilat,
Suuur, jangaan, kuat- kuat Naak, tubuh bunda sakit seluruh, sembari memegang kedua
tanganku yang kuletakkan di samping tubuhnya buat menahan badanku.
Mendengar perkata bunda mertuaku, saya jadi tersadar serta teringat jika yang
terdapat di hadapanku ini merupakan bunda mertuaku sendiri serta lekas saja kehentikan
gerakan penisku keluar masuk vaginanya dan kuturunkan kedua kaki bunda dari
bahuku serta langsung saja kupeluk tubuh bunda dan kuucapkan,
Maaf, Buu, jika aku menyakiti Bunda, aku hendak berupaya buat pelan- pelan, segera
saja bunda berucap,
Suuur tidak apa- apa Nak, tetapi Bunda lebih suka dengan posisi semacam ini saja,
ayoo, Suuur mainkan lagi punyamu supaya bunda kilat puaas.
Iyaa, Buuu, aku hendak coba lagi, sahutku sembari kembali kunaik- turunkan pantatku
sehingga penisku keluar masuk Miss V bunda serta kali ini saya jalani dengan hati-
hati supaya tidak menyakiti tubuh bunda, serta bunda mertuakupun saat ini telah mulai
menggoyangkan pantatnya dan sesekali mempermainkan otot- otot di vaginanya,
sehingga kadang- kadang terasa penisku terasa tertahan sewaktu merambah liang
vaginanya. Agen Poker Terpercaya
Kala salah satu buah dada bunda kuhisap- hisap puting susunya yang telah mengeras
itu, bunda mertuaku terus menjadi memesatkan goyangan pinggulnya serta terdengar
desahannya yang agak keras diantara nafasnya yang telah mulai memburu,
ooohh, aahh, Suuur, teruuus, oooh, seraya meremas- remas rambutku lebih keras.
Akupun turut memesatkan keluar masuknya penisku di dalam vaginanya.
Goyangan pinggul bunda mertuakupun terus menjadi kilat serta kayaknya telah tidak bisa
mengendalikan dirinya lagi. Diiringi nafasnya yang terus menjadi terengah- engah serta kedua
tangannya dirangkulkan ke punggungku kuat- kuat, bunda berkata dengan terbata-
bata,
Nak Suuur, aduuuh, Ibuuu, sudaah, oooh, mauuu kelluaar. Saya susah bernafas karena
punggungku dipeluk serta dicengkeramnya dengan kokoh serta setelah itu bunda mertuaku
jadi terdiam, cuma nafasnya saja yang kudengar terengah- engah dengan keras
serta genjotan penisku keluar masuk vaginanya.
Buat sedangkan saya hentikan buat membagikan peluang pada bunda menikmati
orgasmenya sembari kuciumi mukanya, Gimana,
Buuu?, mudah- mudahan bunda lumayan puas.
Cerita Sex Mertua Pemarah Bunda mertuaku senantiasa masih menutup matanya serta tidak lekas menanggapi pertanyaanku,
yang tentu napas bunda masih memburu namun telah mulai menurun dibanding
tadinya. Sebab bunda masih diam, saya jadi sangat kasihan serta kusambung
pertanyaanku tadi di dekat telinganya, Agen Poker Terpercaya
Buu, aku ketahui bunda tentu letih sekali, lebih baik bunda rehat dahulu saja..,
yaa?, seraya saya mulai mengangkut pantatku supaya penisku dapat keluar dari vagina
bunda yang telah sangat basah itu.
Namun baru saja pantatku mau kuangkat, nyatanya bunda mertuaku cepat- cepat
mencengkeram pinggulku dengan kedua tangannya serta sembari membuka matanya,
memandang ke wajahku,
Jangaan, Suuur, jangan dilepas punyamu itu, bunda diam saja sebab mau melepaskan
letih sembari menikmati punyamu yang besar itu mengganjal di tempat ibuuu, jangaan
dicabut dahulu, yaa, sayaang, terus kembali menutup matanya.
Mendengar permintaan bunda itu, saya tidak jadi mencabut penisku dari dalam vagina
bunda serta kembali kujatuhkan badanku pelan- pelan di atas tubuh bunda yang nafasnya
saat ini telah nampak mulai agak tertib, sembari kukatakan,
Tidaak, Buuu, aku tidak hendak mencabutnya, aku pula masih kepingin terus seperti
ini, sembari kurangkul leher bunda dengan tangan kananku.
Bunda cuma diam saja dengan pernyataanku itu, namun seketika penisku yang sejak
tadi kudiamkan di dalam vaginanya terasa semacam dijepit serta tersedot Miss V ibu
mertuaku, serta tanpa siuman saya mengaduh,
Aduuuh, oooh, Buuu.
Mengapa, sayaang, enaak yaa?, sahut bunda sembari mencium bibirku dengan lembut dan
sembari kucium hidungnya kukatakan, Buuu, enaak sekaliii, serta semacam tadi,
sewaktu bunda mertuaku mula- mula menjepit serta menyedot penisku dengan vaginanya,
secara tidak terencana saya mulai menggerakkan lagi penisku keluar masuk vaginanya
serta bunda mertuakupun kembali mendesah,
oooh, aah, Suuur, teruuus, naak, aduuuh, enaak sekali.
Terus menjadi lama gerakan pinggul bunda terus menjadi kilat serta kembali kudengar nafasnya
terus menjadi lama terus menjadi memburu. Gerakan pinggul bunda kuimbangi dengan mempercepat
kocokan penisku keluar masuk vaginanya. Kian lama saya kayaknya telah tidak
kokoh buat menahan supaya air maniku senantiasa tidak keluar,
Buuu, sebentar lagi, sayaa, sudaah, ingin keluaar, sembari kupercepat penisku keluar
masuk vaginanya serta bisa jadi sebab mendengar saya telah mendekati klimaks, ibu
mertuakupun terus menjadi memesatkan gerakan pinggulnya dan mempererat cengkeraman
tangannya di punggungku seraya mengatakan,
Suuur, teruuuss, Naak, Ibuuu, jugaa, telah dekat, ooohh, ayooo Suuur, semprooot
Ibuu dengan airmuu, sekaraang.
Iyaa, Buuu, tahaan, sembari kutekan pantatku kuat- kuat serta kami akhiri teriakan
itu dengan berpelukan sangat kokoh dan senantiasa kutekan penisku dalam- dalam ke
Miss V bunda mertuaku.
Dalam klimaksnya terasa Miss V bunda memijat penisku dengan kokoh serta kami terus
terdiam dengan napas terengah- engah.
Sehabis napas kami berdua agak tertib, kemudian kucabut penisku dari dalam vagina
bunda serta kujatuhkan badanku dan kutarik kepala bunda mertuaku serta kuletakkan di
dadaku. Sehabis nafasku mulai tertib kembali serta kuperhatikan napas ibupun
begitu, saya jadi ingat hendak tugas yang diberikan oleh istriku.
Buuu, apa ini yang menimbulkan bunda senantiasa marah- marah pada Ayah..?, tanyaku.
Bisa jadi saja Suuur, mengapa Suuur?, Sahutnya sembari tersenyum serta mencium pipiku.
Buuu, jika benar, tolong bunda mengurangi marah- marahnya kepada Ayah, kasihan ia,
bunda cuma diam serta semacam berfikir.
Sehabis diam sebentar kemudian kukatakan,
Buuu, telah siang lho, seraya kubangunkan badan bunda dan kubimbing ke kamar
mandi.
Sehabis kejadian ini terjalin, bunda acapkali mendatangi rumah kami dengan
alibi kangen cucu serta anaknya Mur, namun realitasnya bunda mertuaku selalu
mengontakku lewat telepon di kantor serta memohon jatahnya di sesuatu motel,
saat sebelum mengarah ke rumahku. Untungnya hingga saat ini Istriku tidak curiga, hanya
saja ia merasa aneh, sebab tiap bulannya ibunya senantiasa mengunjung rumah kami