CERITABOKEP-Begitu perkasanya Om ku malam itu. Saya disetubuhinya habis- habisan sampai saya menggapai puncak kepuasan yang sangat saya mau. Saya sangat mendambakan seorang yang sangat dapat memuaskan saya, sebab nafsuku yang besar. Sebut saja namaku Astrid, saya mempunyai badan yang sangat bahenol serta semok.
Tetapi saya pula memilki nafsu yang sangat besar, sekali saya diberi sentuhan, saya tentu langsung merajalela dengan perlakuan Sex ku dengan lawan seranjangku. Tetapi hingga dikala ini saya cuma memperoleh yang biasa- biasa saja serta belum dapat memuaskan nafsuku sampai kesimpulannya Om ku lah yang sanggup membagikan seluruh yang saya dambakan.
Saya tinggal dirumah Om ku telah cukup lama, sebab kedua orang tuaku diluar negri, jadi saya dititipkan kepada Om serta Tanteku. Sepanjang tinggal dirumah Om ku, saya mengenali jika om serta tante kerap bertengkar, serta bila telah bertengkar mereka berdua silih berangkat sendiri- sendiri serta tidak lagi silih menyapa. Itu ialah perihal biasa yang saya amati tiap hari.
Dengan om serta tanteku yang kerap tidak dirumah, saya jadi sangat leluasa, serta pergaulanku pula yang leluasa membuatku terus menjadi Binal. Saya kerap dugem serta kembali sampai dini hari, jika om serta tanteku keluar kota saya pula kerap bawa sahabat cowoku kerumah buat memuaskan nafsu Sex ku yang membara tanpa sepengetahuan om serta tanteku.
Waktu itu pagi hari saya mendengar om serta tanteku bertengkar hebat, sampai kesimpulannya mereka berdua berangkat serta sunyilah rumah yang senantiasa dihiasi dengan pertengkaran itu. Sehabis saya berakhir beres- beres, setelah itu saya juga berangkat kuliah dengan mobil yang diberikan oleh Om ku. Sehabis perkuliahan berakhir saya juga tidak langsung kembali sebab dirumah tentu pula hening gak terdapat orang sebab pertengkaran om serta tante tadi pagi.
Saya juga nangkring dicafe dengan teman- temanku sampai kesimpulannya sehabis saya serta sahabat merasa bosan menujulah saya kesebuah tempat dugem. Atmosfer ramai dugem membuatku tenang sampai kesimpulannya saya minum alcohol, tetapi belum hingga saya mabok saya merasa terdapat yang mengganjal serta saya putuskan buat kembali.
Sesampai dirumah, atmosfer sangat hening sekali. Saya menebak jika om serta tante tentu gak kembali. Saya merasa sangat haus sekali kemudian Menujulah saya kebelakang buat mengambil minuman yang terdapat dikulkas. Tetapi dikala saya membungkuk saya sangat dikagetkan dengan kehadiran seorang ku yang seketika langsung memelukku dari balik. Sehabis saya menengok kebelakang nyatanya Om ku yang memelukku, saya gak tau dari mana datangnya serta.
“ Kalian dari mana Trid”.
“ Dugem sama sahabat om”, jawabku.
“ Kalian minum alkohol ya, kecium dari bau mulutmu. Kalian nge drug ya pula ya Trid”, kata om lagi sembari senantiasa memelukku serta mengajak saya duduk,
Kembali tangan satunya lekas memelukku serta tangan lainya menyambar toketku serta diremas2nya pelan. Saya menggeliat2, napsuku langsung naik, terlebih saya masih terletak dalam pengaruh ringan alkohol,“ Om…”. Kurang ingat kalau yang memelukku adalam suami tanteku.
Badannya beralih merapat, bibirku terus dilumatnya. Saya mengulum bibirnya yang tebal serta ketebalan bibirnya penuhi mulutku. Lagi kunikmati lidahnya yang menjelajahi dimulutku, kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku serta meremas toketku yang masih terbungkus bra.
Toketku nyatanya tercakup seluruhnya dalam tangannya. Serta saya rasanya telah tidak kokoh menahan gejolak napsuku, sementara itu baru dini pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sembari membebaskan tank topku, leherku dikecup, dijilat kadangkala digigit. Sembari tangannya terus meremas- remas toketku.
Setelah itu tangannya menjalar ke punggungku serta melepas kaitan bra ku sehingga toketku leluasa dari penutup. Bibirnya menelusuri pentil kiriku, dijamah dengan lidahnya serta dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang- kadang seakan segala toketku hendak dihisap.
Serta tangan satunya mulai turun serta memainkan puserku, terasa geli tetapi nikmat, napsuku kian berkobar sebab elusan tangannya. Setelah itu tangannya turun lagi serta menjamah selangkanganku. Memekku yang tentu telah basah sekali. Lama perihal itu dikerjakannya hingga kesimpulannya ia setelah itu membuka ristsluiting celana pendekku serta menarik celanaku ke dasar,
Tinggalah celana dalam miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang rimbun, saking lebatnya jembutku timbul di kiri kanan serta dibagian atas dari cd mini itu. Jembutku lebih nampak jelas sebab celana dalam ku telah basah oleh cairan Memekku yang telah banjir. Dibelainya celah Memekku dengan lama- lama.
Sesekali jarinya memegang itilku sebab kala dielus pahaku otomatis mengangkang supaya ia dapat mengakses wilayah Memekku dengan bebas. Bergetar seluruh rasanya tubuhku, setelah itu celana dalam ku yang telah basah itu dilepaskannya. Saya mengangkut pantatku supaya ia dapat melepas cdku.
Telanjanglah saya dihadapan nya. Jarinya mulai terencana memainkan itilku. Serta kesimpulannya jari besar itu masuk ke dalam Memekku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri serta kanan serta sesekali dihisap serta terus menjalar ke perutku.
Serta kesimpulannya sampailah ke Memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang rimbun serta saya rasakan bibir Memekku dibuka dengan 2 jari. Serta kesimpulannya kembali Memekku terbuat mainan bibirnya, kadangkala bibirnya dihisap, kadangkala itilku, tetapi yang membuat saya tidak tahan merupakan dikala lidahnya masuk di antara kedua bibir Memekku sembari menghirup itilku.
Ia benar benar mahir memainkan Memekku. Cuma dalam sebagian menit saya betul- betul tidak tahan. Serta saya mengejang, dengan sekuatnya saya berteriak sembari mengangkut pantatku biar merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas- remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya. Hebat om, cuma dengan bibir serta lidahnya saja saya telah nyampe.
Ia terus mencumbu Memekku, rasanya belum puas ia memainkan Memekku sampai napsuku bangkit kembali dengan kilat.“ Om, Astrid telah pengen dientot.” kataku meminta sembari kubuka pahaku lebih lebar. Ia juga bangkit, mengangkut badanku yang telah lemes serta dibawanya ke kamarnya.
Di kamar, saya dibaringkan di tempat tidur dimensi besar serta ia mulai membuka bajunya, setelah itu celananya. Saya kaget memandang Penisnya yang besar serta panjang nongol dari bagian atas celana dalamnya hingga nyaris memegang pusernya, gak kebayang terdapat sebesar serta sejauh Penisnya. Setelah itu ia pula melepas celana dalamnya.
Sedangkan itu saya denga berdebar terbaring menunggu, Penisnya yang besar serta panjang serta telah optimal ngacengnya, tegak nyaris melekat ke perut. Serta dikala ia pelan- pelan menindihku, saya membuka pahaku kian lebar, rasanya tidak tabah Memekku menunggu masuknya Penis extra gede itu.
Saya pejamkan mata. Ia mulai mendekapku sembari terus mencium bibirku, kurasakan bibir Memekku mulai tersentuh ujung Penisnya. Sebentar diusap- usapkan serta pelan sekali mulai kurasakan bibir Memekku terdesak menyamping. Terdesak Penis besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh serta sesak liang Memekku dimasuki Penisnya. Saya menahan napas. Serta nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk Penisnya. Saya mendesah tertahan sebab rasa yang luar biasa nikmatnya.
Terus.. Terus.. Kesimpulannya ujung Penis itu memegang bagian dalam Memekku, hingga secara refleks kurapatkan pahaku. Sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras serta panjang. Ia terus menciumi bibir serta leherku. Serta tangannya tidak henti- henti meremas- remas toketku.
Tetapi konsentrasi kenikmatanku senantiasa pada Penis besar yang mulai dientotkan halus serta pelan. Saya benar benar kilat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku kilat sekali memburu, terengah- engah. Saya benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan Penis besar itu.
Hingga cuma dalam waktu yang pendek saya kian tidak tahan. Serta ia ketahui kalau saya terus menjadi hanyut. Hingga kian gencar ia melumat bibirku, leherku serta remasan tangannya di toketku kian kokoh.
Dengan tusukan Penisnya yang agak kokoh serta dipepetnya itilku dengan menggoyang goyangnya, saya menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat- kuat sekenanya. Memekku mengencang, berdenyut serta mencengkeram kuat- kuat, betul- betul nikmat. Ohh, saya benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Saya tidak ingat apa- apa lagi kecuali kenikmatan serta kenikmatan.
“ Om, Astrid nyampe om”. Saya sendiri kaget atas teriakkan kuatku.
Sehabis berakhir, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Sudah 2 kali saya nyampe dalam waktu relatif pendek, tetapi terasa aman sekali, Ia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, ia tersenyum serta menciumku lembut sekali, tidak henti hentinya toketku diremas- remas pelan.
Datang datang, serbuan kilat bibirnya melumat bibirku kokoh serta diteruskan ke leher dan tangannya meremas- remas toketku lebih kokoh. Napsuku naik lagi dengan kilat, dikala kembali ia memainkan Penisnya terus menjadi kilat. Uhh, sekali lagi saya nyampe, yang cuma selang sebagian menit, serta kembali saya berteriak lebih keras lagi.
Ia terus memainkan Penisnya serta kali ini ia turut menggelepar, mukanya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku serta satunya menekan toketku. Saya kian meronta- ronta tidak karuan. Puncak kenikmatan diiringi semburan peju yang kokoh di dalam Memekku, menyembur kesekian kali.
Agen Judi Online- Oh, terasa banyak sekali peju kental serta hangat menyembur serta penuhi Memekku, hangat sekali serta terasa sekali peju yang keluar seakan menyembur semacam air yang memancar kokoh. Sehabis berakhir, ia memiringkan badannya serta tangannya senantiasa meremas lembut toketku sembari mencium wajahku. Saya bahagia dengan perlakuannya terhadapku.
“ Trid, kalian luar biasa, Memekmu peret serta nikmat sekali”, pujinya sembari membelai toketku.
“ Om pula hebat. Dapat membuat Astrid nyampe sebagian kali, serta baru kali ini Astrid merasakan Penis raksasa”.
“ Jadi kalian suka dengan Penisku?” godanya sembari menggerakkan Penisnya serta membelai belai wajahku.
“ Ya om, Penis om nikmat, besar, panjang serta keras banget” jawabku jujur.
Ia memanglah sangat pandai memperlakukan perempuan. Ia tidak langsung mencabut Penisnya, tetapi malah mengajak mengobrol sambil Penisnya kian mengecil. Serta tidak henti- hentinya ia menciumku, membelai rambutku serta sangat suka membelai toketku. Saya merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan Memekku mengalir keluar.
Sehabis lumayan mengobrol serta silih membelai, pelan- pelan Penis yang sudah menghantarkan saya ke awang awang itu dicabut sembari ia menciumku lembut sekali. Benar benar saya terbuai dengan perlakuannya. Ia setelah itu memutar lagu classic sehingga tertidurlah saya dalam pelukannya, merasa aman serta benar- benar saya terpuaskan.
Menjelang siang, saya bangun masih dalam pelukannya. Katanya saya tidur nyenyak sekali, sembari membelai rambutku. Kurang lebih separuh jam kami tiduran berdampingan. Dia kemudian mengajakku mandi. Dibimbingnya saya ke kamar mandi, dikala berjalan rasanya masih terdapat yang mengganjal
Memekku serta nyatanya masih terdapat peju yang mengalir di pahaku, bisa jadi saking banyaknya ia mengecretkan pejunya di dalam Memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, saya duduk di atas pahanya. Ia mengusap- usap menyabuni punggungku, serta akupun menyabuni punggungnya. Ia memelukku sangat erat sampai dadanya menekan toketku.
Sesekali saya menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipadati busa sabun. Pentilku terus menjadi membeku. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 Penisnya. Perihal itu menimbulkan napsuku mulai berkobar kembali. Saya di tariknya sehingga melekat lebih erat ke badannya. Ia menyabuni punggungku.
Sembari mengusap- usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur sampai tenggelam ke dalam air. Ia mengusap- usap pantatku serta diremasnya. Penisnya juga mulai ngaceng kala memegang Memekku. Terasa bibir luar Memekku bergesekan dengan Penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Ia mengusap sebagian kali sampai ujung jarinya memegang lipatan daging antara lubang pantat serta Memekku.
“ Om bandel”, desahku sembari menggeliat mengangkut pinggulku.
Walaupun tengkukku basah, saya merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat serta geli yang mengalir dari Memekku. Saya menggeliatkan pinggulku. Dia mengecup leherku kesekian kali sembari memegang bagian dasar bibir Memekku. Tidak lama setelah itu, tangannya terus menjadi jauh menyusur sampai kesimpulannya kurasakan lipatan bibir luar Memekku diusap- usap. Ia kesekian kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
“ Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku kesekian kali. Kemudian saya bangkit dari pangkuannya.
Saya tidak mau nyampe cuma sebab jari yang terasa kesat di Memekku. Tetapi kala berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan kilat ia juga bangkit berdiri serta lekas membalikkan tubuhku. Ia tidak mau saya terjatuh.
Ia menyangga punggungku dengan dadanya. Kemudian diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Ia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku serta pentil ku dijepit2 dengan jempol serta telunjuknya.
Pentil kiri serta kanan diremas bertepatan. Kemudian ia mengusap terus menjadi ke atas serta menyudahi dileherku.“ Om, lama amat menyabuninya” rintihku sembari menggeliatkan pinggulku. Saya merasakan Penisnya terus menjadi keras serta besar.
Perihal itu bisa kurasakan sebab Penisnya kian dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku lekas meluncur ke dasar, kemudian meremas bijinya dengan gemas. Ia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat ia mengusap usap jembut lebatku, kemudian mengusap Memekku kesekian kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar Memekku. Ia mengusap kesekian kali. Itilku juga jadi target usapannya.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala merasakan Penisnya kian kokoh menekan pantatku.
Saya merasa lendir membanjiri Memekku. Saya jongkok supaya Memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir Memekku dengan mengusapkan 2 jariku. Kala menengadah kulihat Penisnya sudah terletak persis didepanku. Penisnya sudah ngaceng berat.
“ Om, kokoh banget sih, baru ngecret di Memek Astrid saat ini telah ngaceng lagi”, kataku sembari meremas Penisnya, kemudian kuarahkan ke mulutku.
Kukecup ujung kepala Penisnya. Badannya bergetar menahan nikmat kala saya menjilati kepala Penisnya. Ia mencapai bahuku sebab tidak mampu lagi menahan napsunya. Sehabis berdiri, kaki kiriku dinaikan serta letakkan di pinggir bath tub. Saya dibuatnya menungging sembari memegang bilik di depanku serta ia menyelipkan kepala Penisnya ke celah di antara bibir Memekku.
“ Argh!” rintihku. Ia menarik Penisnya lambat- laun, setelah itu mendorongnya kembali lambat- laun pula. Bibir luar Memekku turut terdorong bersama Penisnya. Lambat- laun menarik kembali Penisnya sembari berkata
“ Lezat Trid”.
“ Enaak banget om”, jawabku!” Ia mengenjotkan Penisnya dengan kilat sembari meremas bongkah
pantat ku serta tangan satunya meremas toketku.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala kurasakan Penisnya kembali menghunjam Memekku
“ Duduk ayo”. Ia menyalakan lampu disebelah kursi, sehingga ruang jadi lebih cerah.
“ Enggak sampe pake obat kok om, hanya mayoritas minum”, jawabku. Dikala itu saya pake pakaian
dugemku, tank top ketat serta celana luar biasa pendek. Belahan tanktop ku rendah sehingga toketku senantiasa ingin loncat keluar kalo saya membungkuk. saya duduk disebelah om sembari menuangkan air dingin ke gelas sembari menawarinya.
“ Om ingin minum?” Ia diam saja, matanya menelusuri toket serta pahaku. Saya pula dapat mencium bau alkohol dinapasnya, nyatanya om baru minum bir, sebab dimeja dekat kursi tergeletak sebagian kaleng bir kosong.
“ Om minum pula, ngilangin tekanan pikiran ya om”, kataku. Ia diam saja, tangannya memelukku.
“ Dugemnya dilanjutin sama om ayo”, katanya sembari mencium pipiku.
Saya memberontak, tetapi ia mempererat pelukannya, saya tenggelam dipelukannya. Ia mulai menciumi leherku, wilayah yang sangat sensitif di tubuhku. Saya mulai menggeliat akibat ciumannya. Tiba2 ia membebaskan pelukannya, mukaku dihadapkan ke mukanya serta ia langsung mencium bibirku.
Oh, terasa banyak sekali peju kental serta hangat menyembur serta penuhi Memekku, hangat sekali serta terasa sekali peju yang keluar seakan menyembur semacam air yang memancar kokoh. Sehabis berakhir, ia memiringkan badannya serta tangannya senantiasa meremas lembut toketku sembari mencium wajahku. Saya bahagia dengan perlakuannya terhadapku.
“ Trid, kalian luar biasa, Memekmu peret serta nikmat sekali”, pujinya sembari membelai toketku.
“ Om pula hebat. Dapat membuat Astrid nyampe sebagian kali, serta baru kali ini Astrid merasakan Penis raksasa”.
“ Jadi kalian suka dengan Penisku?” godanya sembari menggerakkan Penisnya serta membelai belai wajahku.
“ Ya om, Penis om nikmat, besar, panjang serta keras banget” jawabku jujur.
Ia memanglah sangat pandai memperlakukan perempuan. Ia tidak langsung mencabut Penisnya, tetapi malah mengajak mengobrol sambil Penisnya kian mengecil. Serta tidak henti- hentinya ia menciumku, membelai rambutku serta sangat suka membelai toketku. Saya merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan Memekku mengalir keluar.
Sehabis lumayan mengobrol serta silih membelai, pelan- pelan Penis yang sudah menghantarkan saya ke awang awang itu dicabut sembari ia menciumku lembut sekali. Benar benar saya terbuai dengan perlakuannya. Ia setelah itu memutar lagu classic sehingga tertidurlah saya dalam pelukannya, merasa aman serta benar- benar saya terpuaskan.
Menjelang siang, saya bangun masih dalam pelukannya. Katanya saya tidur nyenyak sekali, sembari membelai rambutku. Kurang lebih separuh jam kami tiduran berdampingan. Dia kemudian mengajakku mandi. Dibimbingnya saya ke kamar mandi, dikala berjalan rasanya masih terdapat yang mengganjal
Memekku serta nyatanya masih terdapat peju yang mengalir di pahaku, bisa jadi saking banyaknya ia mengecretkan pejunya di dalam Memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, saya duduk di atas pahanya. Ia mengusap- usap menyabuni punggungku, serta akupun menyabuni punggungnya. Ia memelukku sangat erat sampai dadanya menekan toketku.
Sesekali saya menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipadati busa sabun. Pentilku terus menjadi membeku. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 Penisnya. Perihal itu menimbulkan napsuku mulai berkobar kembali. Saya di tariknya sehingga melekat lebih erat ke badannya. Ia menyabuni punggungku.
Sembari mengusap- usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur sampai tenggelam ke dalam air. Ia mengusap- usap pantatku serta diremasnya. Penisnya juga mulai ngaceng kala memegang Memekku. Terasa bibir luar Memekku bergesekan dengan Penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Ia mengusap sebagian kali sampai ujung jarinya memegang lipatan daging antara lubang pantat serta Memekku.
“ Om bandel”, desahku sembari menggeliat mengangkut pinggulku.
Walaupun tengkukku basah, saya merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat serta geli yang mengalir dari Memekku. Saya menggeliatkan pinggulku. Dia mengecup leherku kesekian kali sembari memegang bagian dasar bibir Memekku. Tidak lama setelah itu, tangannya terus menjadi jauh menyusur sampai kesimpulannya kurasakan lipatan bibir luar Memekku diusap- usap. Ia kesekian kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
“ Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku kesekian kali. Kemudian saya bangkit dari pangkuannya.
Saya tidak mau nyampe cuma sebab jari yang terasa kesat di Memekku. Tetapi kala berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan kilat ia juga bangkit berdiri serta lekas membalikkan tubuhku. Ia tidak mau saya terjatuh.
Ia menyangga punggungku dengan dadanya. Kemudian diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Ia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku serta pentil ku dijepit2 dengan jempol serta telunjuknya.
Pentil kiri serta kanan diremas bertepatan. Kemudian ia mengusap terus menjadi ke atas serta menyudahi dileherku.“ Om, lama amat menyabuninya” rintihku sembari menggeliatkan pinggulku. Saya merasakan Penisnya terus menjadi keras serta besar.
Perihal itu bisa kurasakan sebab Penisnya kian dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku lekas meluncur ke dasar, kemudian meremas bijinya dengan gemas. Ia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat ia mengusap usap jembut lebatku, kemudian mengusap Memekku kesekian kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar Memekku. Ia mengusap kesekian kali. Itilku juga jadi target usapannya.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala merasakan Penisnya kian kokoh menekan pantatku.
Saya merasa lendir membanjiri Memekku. Saya jongkok supaya Memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir Memekku dengan mengusapkan 2 jariku. Kala menengadah kulihat Penisnya sudah terletak persis didepanku. Penisnya sudah ngaceng berat.
“ Om, kokoh banget sih, baru ngecret di Memek Astrid saat ini telah ngaceng lagi”, kataku sembari meremas Penisnya, kemudian kuarahkan ke mulutku.
Kukecup ujung kepala Penisnya. Badannya bergetar menahan nikmat kala saya menjilati kepala Penisnya. Ia mencapai bahuku sebab tidak mampu lagi menahan napsunya. Sehabis berdiri, kaki kiriku dinaikan serta letakkan di pinggir bath tub. Saya dibuatnya menungging sembari memegang bilik di depanku serta ia menyelipkan kepala Penisnya ke celah di antara bibir Memekku.
“ Argh!” rintihku. Ia menarik Penisnya lambat- laun, setelah itu mendorongnya kembali lambat- laun pula. Bibir luar Memekku turut terdorong bersama Penisnya. Lambat- laun menarik kembali Penisnya sembari berkata
“ Lezat Trid”.
“ Enaak banget om”, jawabku!” Ia mengenjotkan Penisnya dengan kilat sembari meremas bongkah
pantat ku serta tangan satunya meremas toketku.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala kurasakan Penisnya kembali menghunjam Memekku.
- Saya terpaksa berjinjit sebab Penis itu terasa seakan membelah Memekku sebab besarnya. Terasa Memekku sesek kemasukan Penis besar serta panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku serta ia memainkan Penisnya keluar masuk dengan kilat serta keras. Terdengar‘ cepak- cepak’ tiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.
“ Aarrgghh.., aarrgghh..! Om, Astrid nyampe..!” Saya lemas kala nyampe lagi buat berulang kalinya. Warnanya ia pula tidak bisa menahan pejunya lebih lama lagi.
“ Aarrgghh.., Trid”, kata nya sembari menghunjamkan Penisnya sedalam- dalamnya.
“ Om.., ssh” kataku sebab berulangkali merasa tembakan pejunya diMemekku.
“ Aarrgghh.., Trid, enaknya!” bisiknya.
“ Om, ssh! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabku sebab nikmatnya nyampe.
Ia masih mencengkeram pantatku sedangkan Penisnya masih nancep diMemekku. Sebagian dikala kami diam di tempat dengan Penisnya yang masih menancap di Memekku. Setelah itu ia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat serta kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Kesimpulannya terasa pula perut lapar yang telah memohon diisi.
Sehabis berakhir ia keluar duluan, lagi saya masih menikmati shower. Berakhir dengan rambut yang masih basah serta masih bertelanjang bundar, saya keluar dari kamar mandi. Nyatanya ia telah mempersiapkan santapan berbentuk roti serta isinya dan piza yang bisa jadi dibelinya kemarin. Teh celup serta kopi intant dan creamernya jadi opsi minumannya.
Pizanya masih hangat, sebab baru dipanaskan sebentar dengan microwave oven. Saya dipersilakan minum serta makan sembari mengobrol, makan serta diiringi lagu lembut. Sehabis saya makan, ia kemudian memintaku duduk di pangkuannya. Saya bagi saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sembari mengobrol, saya dimanja dengan belaiannya. Kesimpulannya sehabis berakhir makan, diraihnya daguku, serta diciumnya bibirku dengan hangatnya, saya mengimbangi ciumannya.
Serta berikutnya kurasakan tangannya mulai meremas- remas toketku, setelah itu tangannya menelusuri antara dada serta pahaku. Nikmat sekali rasanya, tetapi saya siuman kalau suatu yang saya duduki terasa mulai agak membeku.
Langsung saya bangkit. Saya bersimpuh di depannya serta nyatanya Penisnya telah mulai ngaceng, walaupun masih belum begitu membeku. Kepala Penisnya telah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya kemudian ku raih, ku belai serta kulupnya kututupkan lagi. Saya suka melihatnya serta saat sebelum penuh ngacengnya langsung saya kulum Penisnya. Saya memainkan kulup Penis yang tebal dengan lidahku.
Kutarik kulup ke ujung, membuat kepala Penisnya tertutup kulupnya serta lekas kukulum, kumainkan kulupnya dengan lidahku serta kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sembari lidahku berbalik masuk di antara kulup serta kepala Penisnya.
Tetapi cuma dapat sesaat, karena dengan cepatnya Penisnya kian membesar serta ia mulai menggeliat serta berdesis menahan kenikmatan game lidahku serta membuat mulutku terus menjadi penuh.
“ Om hebat ya telah ngaceng lagi, kita lanjut ayo om”, kataku yang pula telah terangsang.
Warnanya ia kian tidak tahan menerima rangsangan lidahku. Hingga saya ditarik serta diajak ke tempat tidur. Kakiku ditahannya sembari tersenyum, dibukanya kakiku serta ia langsung menelungkup di antara pahaku.
“ Saya suka memandang Memek kalian Trid” ucapnya sembari membelai jembut jembutku yang rimbun.
“ Kenapa?”“ Karena jembutmu rimbun serta wanita yang jembutnya rimbun napsunya besar, kalau
dientot jadi binal semacam kalian, pula tebal bibirnya”.
Saya merasakan ia terus membelai jembutku serta bibir Memekku. Kadang- kadang dicubit pelan, ditarik- tarik semacam mainan. Saya suka Memekku dimainkan berlama- lama, saya terkadang melirik apa yang dikerjakannya.
Seterusnya dengan 2 jarinya membuka bibir Memekku, saya kian terangsang serta saya merasakan kian banyak keluar cairan dari Memekku. Ia terus memainkan Memekku seakan tidak puas- puas mencermati Memekku, kadangkala kadangkala dijamah sedikit itilku, membuat saya penasaran.
Tidak siuman pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Hingga dikala saya mengangkut pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa ia menghirup lubang Memekku yangsudah penuh cairan.
Lidahnya turut menari kesana kemari menjelajahi segala lekuk Memekku, serta dikala dihisapnya itilku dengan ujung lidahnya, kilat sekali menggelitik ujung itilku, benar benar saya tersentak. Kaget kenikmatan, membuat saya tidak siuman berteriak.
“ Aauuhh!!”. Benar benar hebat ia merangsangku, serta saya telah tidak tahan lagi.“ Mari dong om, Astrid pingin dientot lagi” ujarku.
Ia langsung menempatkan badannya kian ke atas serta memusatkan Penis gedenya ke arah Memekku. Saya masih pernah melirik dikala ia memegang Penisnya buat ditunjukan serta diselipkan di antara bibir Memekku. Kembali saya berdebar sebab berharap. Serta dikala kepala Penisnya sudah memegang di antara bibir Memekku, saya menahan napas buat menikmatinya.
Serta dilepasnya dari pegangan dikala kepala Penisnya mulai menyelinap di antara bibir Memekku serta menyelusup lubang Memekku sampai saya berdebar nikmat. Pelan- pelan ditekannya serta ia mulai mencium bibirku. Kian kedalam.. Oh, nikmat sekali.
Kurapatkan pahaku biar Penisnya tidak sangat masuk ke dalam. Ia langsung menjepit kedua pahaku sampai terasa sekali Penisnya menekan bilik Memekku. Penisnya terus menjadi masuk. Belum seluruhnya masuk, ia menarik kembali seakan hendak dicabut sampai tidak siuman pinggulku naik mencegahnya supaya tidak lepas.
Sebagian kali dikerjakannya hingga kesimpulannya saya penasaran serta berteriak- teriak sendiri. Sehabis ia puas menggodaku, datang datang dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya sampai saya kewalahan. Serta dengan hentakan keras dan digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku.
Kesimpulannya saya mengelepar- gelepar. Serta sampailah saya kepuncak. Tidak tahan saya berteriak, terus ia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tidak habis- habisnya saya melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tidak kokoh saya meneruskannya. Saya meminta, tidak kokoh menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkelanjutan.
Kesimpulannya ia pelan- pelan mengakhiri serbuan dahsyatnya. Saya terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Nyaris pingsan saya menerima kenikmatan yang berkelanjutan. Betul- betul akutidak menyesal ngentot dengannya, ia memanglah betul- betul hebat serta mahir dalam main, ia bisa mencerna tubuhku mengarah kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas dikala pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku serta dirapatkan, badannya menindihku dan leherku kembali dicumbu. Kupeluk badannya yang besar serta tangannya kembali meremas toketku. Pelan- pelan mulai dienjotkan Penisnya. Kali ini saya mau lebih menikmati segala rangsangan yang terjalin di segala bagian tubuhku.
Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya memicu toketku tiap kali bergeseran menimpa pentilku. Serta Penisnya dipompakan dengan kilat sekali, bibirnya menjelajahi leher serta bibirku.
Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai dibakar lagi. Saya berupaya menggeliat, tetapi tubuhku dipeluk lumayan kokoh, cuma tanganku yang mulai mencapai apa saja yang kudapat. Ia kian tingkatkan cumbuannya serta memompakan Penisnya kian kilat.
Gesekan di bilik Memekku kian terasa. Serta kenikmatan kian memuncak. Hingga kali ini leherku digigitnya agak kokoh serta dimasukkan segala Penis Penisnya dan digoyang- goyang buat tingkatkan rangsangan di itilku.
Hingga jebol lah bendungan, saya menggapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar semacam tadi. Puncak kenikmatan ini terara aman serta romantis sekali, tetapi datang datang ia dengan kilat memain lagi.
Kembali saya berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kokoh, saya meronta sekenaku. Edan, batinku, ia betul- betul membuat saya kewalahan. Kugigit pundaknya dikala saya dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat- tingkat.
Sesaat ia merendahkan gerakannya, tetapi dikala itu dibaliknya tubuhku sampai saya di atas badannya. Saya terkulai di atas badannya. Dengan sisa tenagaku saya keluarkan Penisnya dari Memekku. Serta kuraih Penisnya. Tanpa pikir panjang, Penis yang masih berlumuran cairan Memekku sendiri kukulum serta kukocok.
Serta pinggulku diraihnya sampai kesimpulannya saya telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali Memekku yang berlumuran cairan jadi mainannya, saya kian bergairah mengulum serta menghirup sebagian Penisnya.
Dipeluknya pinggulku sampai sekali lagi saya nyampe. Dihisapnya itilku sembari ujung lidahnya menari kilat sekali. Tubuhku mengejang serta kujepit kepalanya dengan kedua pahaku serta kurapatkan pinggulku supaya bibir Memekku merapat ke bibirnya.
Mau`ku berteriak tetapi tidak dapat sebab mulutku penuh, serta tanpa siuman saya menggigit agak kokoh Penisnya serta kucengkeram kokoh dengan tanganku dikala saya masih menikmati orgasme.
“ Trid, saya ingin ngecret, di dalam Memekmu ya”, katanya sembari menelentangkan saya.
“ Ya, om”, jawabku.
Ia menaiki saya serta dengan satu hentakan keras, Penisnya yang besar telah kembali menyesaki Memekku. Ia langsung memain Penisnya keluar masuk dengan kilat serta keras. Dalam sebagian enjotan saja tubuhnyapun mengejang.
Pantat kuhentakkan ke atas dengan kokoh sehingga Penisnya nancap seluruhnya ke dalam Memekku serta kesimpulannya crot.. crot.. crot, pejunya ngecret dalam sebagian kali semburan kokoh. Herannya, ngecretnya yang ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memanglah luar biasa staminanya. Ia menelungkup diatasku sembari memelukku erat2.
“ Trid, nikmat sekali ngentot sama kalian, Memek kalian kokoh sekali cengkeramannya ke Penisku”,
bisiknya di telingaku.
“ Ya om, Astrid pula nikmat sekali, pasti saja cengkraman Memek
Astrid terasa kokoh sebab Penis om kan gede banget”
“ Rasanya sesek deh Memek Astrid jika om neken Penisnya masuk seluruh. Jika terdapat peluang,
Astrid dientot lagi ya om”, jawabku
“ Ya sayang”, kemudian bibirku diciumnya dengan mesra.