Archive for Desember 2020
CERITABOKEP- Saya lagi menunggu clientku serta mencari tempat yang asik dimana disitu terdapat sajian live music buat menghibur wisatawan dikala itu yang main band beraliran jazz saya amati dari penyayinya seseorang wanita suaranya lezat sekali, wajah manisnya ditambah dengan lesung pipinya membuat ia terus menjadi manis, kira kira usianya 26 tahun.“ Para wisatawan sekaligus.. Malam ini aku, Fella bersama band hendak menemani kamu seluruh. Bila terdapat yang mau bernyanyi bersama aku, ayo.. aku persilakan. Ataupun bila mau request lagu.. silakan”.
Penyanyi yang nyatanya bernam
a Fella itu mulai menyapa wisatawan Cafe. Saya cuma tertarik mendengar suaranya. Obrolan dengan client menyita perhatianku. Hingga setelah itu telingaku menangkap pergantian metode bermain dari si keyboardist. Saya memandang ke arah band tersebut serta memandang Fella nyatanya bermain keyboard pula.
Fella bermain solo keyboard sembari menyanyikan lagu“ All of Me”. Lagu Jazz yang sangat simpel. Saya menikmati seluruh tipe musik serta berupaya paham seluruh tipe musik. Tercantum jazz yang memanglah‘ brain music’. Musik pintar yang membuat otakku berpikir tiap mencermatinya. Fella nyatanya bermain sangat nyaman. Saya terkesima menciptakan seseorang penyanyi cafe yang sanggup bermain keyboard dengan baik. Seketika saya jadi sangat tertarik dengan Fella. Saya menuliskan request laguku serta memberikannya lewat pelayan cafe tersebut.“ The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekalian menuliskan no HP- ku. Saya melanjutkan obrolan dengan clientku serta tidak lama setelah itu saya mendengar suara Fella.
“ The Boy From Ipanema.. Buat Mr. Boy..?”
Bahasa badan Fella menampilkan kalau ia mau ketahui dimana saya duduk. Saya melambaikan tanganku serta tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku pas di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Fella dapat melihatku. Kulihat Fella membalas senyumku. Ia mulai memainkan keyboardnya. Sembari bermain serta bernyanyi, matanya menatapku. Saya juga menatapnya. Buat menggodanya, saya mengedipkan mataku. Saya kembali berdialog dengan clientku. Tidak lama kudengar suara Fella menghilang serta berubah dengan suara penyanyi laki- laki. Kulihat sekilas Fella tidak terlihat. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP- ku berbunyi.
“ Fella.” nampak pesan SMS di HP- ku. Wah.. Fella meresponsku. Lekas kutelepon ia.
“ Hai.. Saya Boy. Kau dimana, Fella?”
“ Hi Boy. Saya di balik. Ke kamar mandi. Mengapa mau ketahui HP- ku?”
“ Saya tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus cerah. Kudengar tawa ringan dari Fella.
“ Rayuan ala Boy, nih?”
“ Lho.. Bukan rayuan kok. Namun pujian yang pantas buatmu yang memanglah sexy.. Oh ya, kembali dari cafe jam berapa? Saya antar kembali ya?”
“ Jam 24. 00. Boleh. Tetapi kulihat kau dengan temanmu?”
“ Oh.. ia clientku. Sebentar lagi ia kembali kok. Saya cuma mengantarnya hingga parkir mobil. Gimana?”
“ Okay.. Saya tunggu ya.”
“ Okay.. See you soon, sexy..”
Saya melanjutkan sebentar obrolan dengan client serta setelah itu mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Sehabis clientku kembali saya kembali ke cafe. Waktu masih menampilkan jam 23. 30. Masih 30 menit lagi. Saya kembali duduk serta memesan hot tea. 30 menit saya habiskan dengan memandang Fella yang menyanyi. Mataku terus memandang matanya sembari sesekali saya tersenyum. Kulihat Fella dengan yakin diri membalas tatapanku. Wanita ini menarik sampai membuatku mau mencumbunya. Dalam ekspedisi membawakan Fella kembali, saya terencana menyalakan AC mobil lumayan besar sehingga temperatur dalam mobil dingin sekali. Fella nampak menggigil.
“ Boy, AC- nya dikecilin yah?” tangan Fella sembari mencapai tombol AC buat menaikkan temperatur. Tanganku lekas menahan tangannya. Peluang buat memegang tangannya.
“ Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Saya tidak tahan panas. Temperatur segini saya baru dapat. Jika kalian naikkan, saya tidak tahan..” alasanku.
Saya memanglah mau membuat Fella kedinginan. Kulihat Fella dapat paham. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap lama- lama. Fella diam saja.
“ Kugosok ya.. Supaya hangat..” kataku datar. Saya memberinya stimulum ringan. Fella tersenyum. Ia tidak menolak.
“ Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kalian suka jazz pula ya?”
“ Nyaris seluruh musik saya suka. Oh ya, baru kali ini saya memandang penyanyi jazz perempuan yang dapat bermain keyboard. Mainmu asik lagi.”
“ Haha.. Ini malam awal saya main keyboard sembari menyanyi.”
“ Oh ya? Tetapi tidak nampak canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak mengenakan scale altered dominant ya?” saya setelah itu memainkan tangan kiriku di tangannya seolah- olah saya bermain piano.
“ What a Boy! Kalian ketahui jazz scale pula? Kalian dapat main piano yah?” Fella nampak kaget. Wajahnya nampak penasaran.
“ Yah, dahulu main klasik. Kemudian tertarik jazz. Belum mahir kok.” Saya menyudahi di depan rumah Fella.
“ Tinggal dengan siapa?” tanyaku kala kami masuk ke rumahnya. Ya, saya menerima ajakannya buat masuk sebentar meski ini telah nyaris jam 1 pagi.
“ Saya kontrak rumah ini dengan sebagian temanku sesama penyanyi cafe. Yang lain belum kembali seluruh. Bisa jadi sekaligus kencan dengan pacarnya.”
Fella masuk kamarnya buat mengubah pakaian. Saya tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Ataupun Fella memanglah memancingku? Saya lekas berdiri serta nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Fella berdiri cuma dengan bra serta celana dalam. Di tangannya terdapat suatu kaos. Kukira Fella hendak berteriak kaget ataupun marah. Nyatanya tidak. Dengan santai ia tersenyum.
“ Maaf.. Saya ingin tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alibi. Malah saya yang gugup memandang panorama alam indah di depanku.
“ Di kamarku terdapat kamar mandinya kok. Masuk aja.”
Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya saya memandang terdapat suatu keyboard. Saya tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Saya memainkan lagu“ Body and Soul” sembari menyanyi lembut. Suaraku biasa saja pula permainanku. Tetapi saya percaya Fella hendak tertarik. Sebagian kali saya membuat kesalahan yang kusengaja. Saya mau memandang respon Fella.
“ Salah tuh mainnya.” pendapat Fella. Ia turut bernyanyi.
“ Ajarin dong..” kataku.
Dengan lekas Fella mengajariku memainkan keyboardnya. Saya duduk sebaliknya Fella berdiri membelakangiku. Dengan posisi semacam memelukku dari balik, ia menampilkan sekilas notasi yang benar. Saya dapat merasakan nafasnya di leherku.
Wah.. Telah jam 1 pagi. Saya menimbang- nimbang apa yang wajib saya jalani. Saya memalingkan mukaku. Saat ini mukaku serta Fella silih bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Jika ditolak, berarti ia tidak bermaksud apa- apa denganku. Bila ia diam saja, saya boleh melanjutkannya. Setelah itu tangannya menepis halus tanganku. Setelah itu ia berdiri. Saya ditolak.
“ Katanya ingin ke kamar mandi?” tanyannya sembari tersenyum. Oh ya.. Saya melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.
“ Oh ya..” saya berdiri.
Terdapat rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tetapi saya tidak menyerah. Lekas kuraih badannya serta kupeluk. Setelah itu kuangkat ke kamar mandi!
“ Eh.. Eh, apa- apaan ini?” Fella kaget. Saya tertawa saja.
Kubawa ia ke kamar mandi serta kusiram dengan air! Biarlah. Jika ingin marah ya saya terima saja. Yang jelas saya terus berupaya mendapatkannya. Nyatanya Fella malah tertawa. Ia membalas menyiramku serta kami bersama basah kuyup. Lekas saya menyandarkannya ke bilik kamar mandi serta menciumnya!
Fella membalas ciumanku. Bibir kami silih memagut. Sangat nikmat bercumbu di temperatur dingin serta basah kuyup. Bibir kami silih berlomba membagikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya serta membukanya.
Setelah itu bra serta celana pendeknya. Sedangkan Fella pula membuka kaos serta celanaku. Kami bersama tinggal cuma mengenakan celana dalam. Sembari terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut serta memicu payudaranya. Sedangkan tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya serta sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya saya dapat mencapai vaginanya. Menggosok- gosoknya dengan jariku.
“ Agh..” kudengar rintihan Fella. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat serta basah. Lama- lama saya merasakan penisku ereksi.
“ Egh..” saya menahan napas kala kurasakan tangan Fella menggenggam batang penisku serta meremasnya.
Tidak lama ia mengocok penisku sampai membuatku kian terangsang. Badan Fella kuangkat serta kududukkan di bak air. Lumayan susah bercinta di kamar mandi. Licin serta tidak dapat tiduran. Sewaktu Fella duduk, saya cuma dapat memicu buah dada serta mencumbunya. Sedangkan pantat serta vaginanya tidak dapat kuraih. Fella tidak ingin duduk. Ia berdiri lagi serta menciumi puting dadaku!
Nyatanya lezat pula rasanya. Baru kali ini putingku dicium serta dijilat. Fella lumayan aktif. Tangannya tidak sempat melepas penisku. Terus dikocok serta diremasnya. Sembari melaksanakannya, tubuhnya bergoyang- goyang seakan- akan ia lagi menari serta menikmati musik.
Merasa tersendat dengan celana dalam, saya melepasnya serta pula melepas celana dalam Fella. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami silih menjilat serta menghirup. Rintihan kecil serta desahan napas kami silih bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Temperatur yang dingin membuat kami silih merapat mencari kehangatan. Terdapat sensasi yang berbeda bercinta kala dalam kondisi basah. Waktu bercumbu, terdapat rasa‘ air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari umumnya.
Saya menyalakan shower serta setelah itu di dasar air yang mengucur dari shower, kami terus menjadi hangat merapat serta silih memicu. Aliran air yang membasahi rambut, wajah serta segala badan, membuat badan kami kian panas.
Kian bergairah. Kedua tanganku mencapai pantatnya serta kuremas agak keras, sedangkan bibirku melumat kian ganas bibir Fella. Sesekali Fella menggigit bibirku. Lama- lama tanganku merayap naik sembari memijat ringan pinggang, punggung serta bahu Fella. Dari bahasa badannya, Fella sangat menikmati pijatanku.
“ Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Fella mengerang.
Lidahku mulai menjilati telinganya. Fella menggelinjang geli. Tangannya turut meremas pantatku. Saya merasakan buah dada Fella kian tegang. Buah dada serta putingnya nampak begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.
“ Payudaramu seksi sekali, Fella.. Mau kumakan rasanya..” candaku sembari tertawa ringan. Fella memainkan bola matanya dengan centil.
“ Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.
“ Lezat lho..” sambungnya sembari menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Lama- lama ujung lidahku mendekati putingnya. Saya menjilatnya persis di ujung putingnya.
“ Ergh..” desah Fella. Caraku menjilatnya lah yang buatnya mengerang.
Mulai dari ujung lidah hingga kesimpulannya dengan segala lidahku, saya menjilatnya. Setelah itu saya menghisapnya dengan lembut, agak kokoh serta kesimpulannya kokoh. Tidak lama setelah itu Fella setelah itu membuka kakinya serta membimbing penisku merambah vaginanya.
“ Ough.. Lezat.. Mari, Boy” Fella memintaku mulai beraksi.
Penisku lama- lama menembus vaginanya. Saya mulai mengocoknya. Maju- mundur, berbalik, Sembari bibir kami silih melumat. Saya berupaya keras buatnya merasakan kenikmatan. Fella dengan terampil menjajaki tempo kocokanku.
Kalian bekerja sama dengan harmonis silih berikan serta memperoleh kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Saya belum sempat bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.
“ Agh.. Agh..” Fella mengerang keras. Lama kelamaan suaranya kian keras.
“ Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.
Warnanya Fella merupakan jenis perempuan yang bersuara keras kala bercinta. Bagiku mengasyikkan pula mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lambat- laun tempoku kian kilat.
Sebagian dikala setelah itu saya menyudahi. Mengendalikan napas serta mengganti posisi kami. Fella menungging serta saya‘ menyerangnya’ dari balik. Doggy gaya. Kulihat buah dada Fella sedikit terayun- ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, setelah itu memasukkan jariku.
“ Hey.. Nyeri tau!” teriak Fella. Saya tertawa.
“ Sorry.. Kupikir lezat rasanya..” Saya menghentikan memasukkan jari ke anusnya namun senantiasa bermain- main di dekat anusnya sampai buatnya geli.
Lumayan lama kami berpacu dalam birahi. Saya merasakan saat- saat orgasmeku nyaris datang. Saya berupaya keras mengendalikan ritme serta nafasku.
“ Saya ingin nyampe, Fella..”
“ Keluarin di dalam aja. Udah lama saya tidak merasakan semburan cairan laki- laki” Saya agak terhenti. Edan, keluarin di dalam. Jika berbadan dua gimana, pikirku.
“ Nyaman, Boy. Saya terdapat obat anti berbadan dua kok..” Fella meyakinkanku. Saya yang tidak percaya. Tetapi masa bodoh ah. Ia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Fella berteriak kian keras.
“ Yes.. Saya pula nyaris sampe, Boy…come on.. come on.. oh yeah..”
Saat- saat itu kian dekat.. Saya mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf- saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..
“ Saya orgasme. Sesaat setelah itu kurasakan badan Fella kian bergetar hebat. Saya berupaya keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang- kejang hadapi puncak kenikmatan.
“ Aarrgghh.. Yeeaahh..” Fella menyusulku orgasme.
Ia menjerit kokoh sekali setelah itu membalikkan tubuhnya serta memelukku. Kami setelah itu bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat badannya, memijat kepalanya serta mencumbu hidung, pipi, leher, buah dada serta setelah itu perutnya.
Saya buatnya kegelian kala hidungku bermain- main di perutnya. Setelah itu kuangkat ia. Mengambil handuk serta mengeringkan badan kami berdua. Sembari terus mencuri- curi ciuman serta rabaan, kami silih menyikat badan kami. Dengan badan telanjang saya mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya serta kembali menciumnya. Fella tersenyum puas. Matanya berbinar- binar.
“ Thanks Boy.. Telah lama sekali saya tidak bercinta. Kalian sukses memuaskanku..”
Pujian yang tulus. Saya tersenyum. Saya merasa belum hebat bercinta. Saya cuma berupaya melayani tiap perempuan yang bercinta denganku. Mencermati kebutuhannya.
Saya sangat kaget kala seketika pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi kurang ingat mengunci pintu!! Seseorang perempuan timbul. Saya tidak pernah lagi menutupi badan telanjangku.
“ Ups.. Gak harus kaget. Dari tadi saya udah dengar teriakan Fella. Tadi malah telah mengintip kamu di kamar mandi..” kata perempuan itu. Saya kemalingan. Tetapi apa boleh buat. Perkenankan saja. Kulihat Fella tertawa.
“ Kenalin, ia Gladys. Mbak.. Ia Boy.” saya menganggukkan kepalaku padanya.
“ Hi Gladys..” sapaku.
Setelah itu saya berdiri. Dengan penis lemas terayun saya mencari kaos serta celana pendek Fella serta memanfaatkannya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Telah jam 2 pagi.
PENYANYI CAFE YANG JAGO MENGGODAKU
CERITABOKEP - Namaku Dewik, Saya telah menikah serta memiliki anak 1, usiaku saat ini 27 tahun serta saya bekerja di industri kayu di Kalimantan, saya bekerja nyaris 2 tahun lamanya, sebab Bos lama di pergantikan saat ini ubah Bos baru, Sementara itu Bos yang lama, orang nya baik, jujur. Tiap terdapat pekerjaan tentu beres, sebab umurnya Bos lama nyaris kepala 6 jadi di perhentikan, serta Bos lama juga dikala rapat hari terkahir ia bekerja ia menghadirkan buat mengambil alih Bos yang lama.
Hari awal saya memandang Bosku yang baru masuk kerja, sebut saja namanya( Pak Joko). Pak Joko orangnya kelihatanya baik sopan serta ramah, tetapi dibalik itu saya merasakan terdapat yang beda di pribadinya, Waktu saya memohon ciri tangan ataupun laporan tentang industri sama Pak Joko diruangannya, Serta Pak Joko senantiasa menyuruhku duduk didekatnya, Serta ia sangat kurang sopan kepada ku, ia jika menyuruhku dudu
k di sebelahnya tentu ia memegang pahaku sembari mengelus- ngelus, Serta saya langsung berpindah tempat dudukku ataupun agak menghindar, serta Pak Joko misal memanggilku lagi buat keruanganya ataupun saya lagi memohon ciri tangan tentu duduku menghindar.
Pada sesuatu hari Pak Joko malah senantiasa menggodaku tiap berjumpa denganku ataupun lagi rapat ataupun lagi jalur serta berpapasan ia senantiasa menggodaku sembari main mata ataupun mengedipkan satu matanya ke pandanganku. Sementara itu saya tidak meresponya serta tidak menanggapinya, saya senantiasa menjauh terus intinya.
Pada setelah itu hari Pak Joko lagi mengadakan pertemuan dengan rekan kerjanya ataupun owner industri lain, Saya disuruh menemaninya, sebab jabatanku bagaikan sekertaris di kantorku tempat bekerja akupun tidak menolak ajakan ia sebab tentang industri ataupun pekerjaan, saya turut rapat diawali serta diakhiri dengan berakhirnya rapat di tutup makan malam di salah satu restoran elegan.
sebab rapatnya hingga malam dekat jam 19. 00, kemudian kami kembali sehabis kami makan malam, serta saya di antar kembali sama Bosku, di ekspedisi Bosku menyudahi di salah satu minimarket serta Bosku beli minuman serta saya di beri satu minumanya, seketika di tubuhku merasa panas banget sehabis saya minum kira- kira 10 menit, serta saya semacam orang kepanasan serta mau membuka pakaian bajuku, seketika mencuat hasrat ataupun gairahku seks yang besar di tubuhku. Entah di kasih apa di minumanku dengan Bosku.
Tidak lama di perjalan saya kira di antar kembali ke rumahku eh nyatanya di ekspedisi pulangku bukan arah jalur kembali, namun malah di belokkan mobilnya ke suatu hotel di Kota, Saya tidak terdapat perasaan buat menolaknya, sebab berpangurnya respon kombinasi minuman tadi yang saya minum,
“ Ayo Wik, turun..” Ajakan Pak Bosku ataupun Pak Joko.
“ Iya pak” Tanpa saya malu.
Kemudian kami turun serta Pak Joko boking kamar serta kami berdua masuk kamar hotel, saya sehabis masuk gak dapat nahan kepanasan di tubuhku saya langsung melepas seluruh Pakaian serta rok ku, Serta kesimpulannya saya kondisi telanjang tetapi yang masih saya gunakan merupakan BH serta celana dalamku, Kemudian Pak Joko pula langsung membebaskan pakaiannya serta Pak Joko telanjang bundar, saya merasakan gairah serta rangsangan yang hebat sehabis memandang batang penisnya Pak Joko yang telah besar serta lurus, saya langsung mendekatinya serta saya jongkok kebawah kemudian saya pegang batang penisnya yang telah besar serta tegak kemudian saya lama- lama mengulumnya,
“ Aahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,, emhhhhhhh” desahan Pak Joko.
Sepanjang 10 menit saya mengulumnya serta saya di suruh berdiri oleh pak joko, saya di ciumnya serta bibirku yang merah tipis di ciumnya sembari di lidahnya di pasukkan kan ke dalam mulutku serta saya merasakanya serta saya balas ciuman itu, Pak joko menciumiku sembari meremas Buah dadaku sembari melepas BH ku, Bhku juga mulai terlepas Pak Joko mnjilati putingku serta tanganya yng satu meremas remas Buah dadaku serta desahan kecil yang saya rasakan,
“ Ahhhhhhhhhhh,,, emhhhhhh,,, ohhhhhhhhhh,, nnikmat Pak,,” desahanku.
Lanjut pak joko tangany masuk kedalam celana dalamku serta tanganya memainkan mengusap memekku serta klitorisku,
“ Auuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…. Ahhhhhhhhhhhhhh” desahanku lagi.
Pak joko sangat semangat bisa jadi mendengar desahanku kemudian celana dalam ku di buka olehnya, kakiku diangkatnya sembari saya berdiri dengan posisi pantat mengangkut Pak Joko menjilati serta memainkan lidahnya ke Memekku, serta klitorisku juga di emut sampai
desahanku sangat ganas sekali sebab saya hingga orgasme,,,
“ Ahhhhhhhhhhhhh,,,, ahhhhhhhhhhh,,, ooohhhhhhhh,,, shhhhhhhhhhhh” desahanku yang sangat dasyat sekali saya lontarkan buat kenikmatanku,
Sehabis itu Pak joko menyuruhku tidur di atas ranjang hotel, serta kakiku di lebarkan olehnya. kemudian Batang Penisnya Pak ke memekku Joko di masukkan serta,
“ Blesssssssssssssssss samapi batang penisnya masuk ke memkku hingga pol”
“ Emhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” desahanku sembari menikmati batang penisnya Pak Bosku masuk ke memekku.
Di atas ranjang saya di puaskan oleh pak joko, gerakanya yang lezat serta nikmat sembari di goyang goyangkan dikit olehnya, hingga saya merasa kenikmatan tiada duanya serta Suamiku juga tidak sempat memuaskan ku semacam ini.
Kemudian seluruh style kami jalani, kesimpulannya saya merasakan Orgasme, serta Pak Joko juga, mendesah dengan kenikmatanya sembari memesatkan gerakanya.
“ Ahhhhhhhhhhhhhhh…Ohhhhhhhhhhhhhhhhh” saya ingin keluar ni Wik…desahan Pak Joko, saya keluarkan dalam ya serta akhirnya……
“ Crottttttttttttttttttttttttttttttttttttt.. crotttttttttttttt.. crottttttttttttttt”
Pak Joko kesimpulannya keluar serta menikmati game kami berdua, akupun pula sangat puas sekali serta menikmati game kami.
Sehabis itu, kami bergantian mensterilkan badan kita tiap- tiap serta mandi, kemudian kami mengutarakan pembicaraan, yang didasari oleh komitmen, supaya apa yang telah kami jalani lumayan cuma kami berdua yang ketahui. Sembari menggunakan pakaian kesimpulannya kami bergegas kembali. Saya di antar kembali oleh Bosku hingga rumah serta suamiku tidak tanya apa- apa sebab dia telah tau jika saya kembali kerjanya telat serta kembali malam.
KETAGIHAN DENGAN BOSKU YANG GANTENG
CERITABOKEP-Begitu perkasanya Om ku malam itu. Saya disetubuhinya habis- habisan sampai saya menggapai puncak kepuasan yang sangat saya mau. Saya sangat mendambakan seorang yang sangat dapat memuaskan saya, sebab nafsuku yang besar. Sebut saja namaku Astrid, saya mempunyai badan yang sangat bahenol serta semok.
Tetapi saya pula memilki nafsu yang sangat besar, sekali saya diberi sentuhan, saya tentu langsung merajalela dengan perlakuan Sex ku dengan lawan seranjangku. Tetapi hingga dikala ini saya cuma memperoleh yang biasa- biasa saja serta belum dapat memuaskan nafsuku sampai kesimpulannya Om ku lah yang sanggup membagikan seluruh yang saya dambakan.
Saya tinggal dirumah Om ku telah cukup lama, sebab kedua orang tuaku diluar negri, jadi saya dititipkan kepada Om serta Tanteku. Sepanjang tinggal dirumah Om ku, saya mengenali jika om serta tante kerap bertengkar, serta bila telah bertengkar mereka berdua silih berangkat sendiri- sendiri serta tidak lagi silih menyapa. Itu ialah perihal biasa yang saya amati tiap hari.
Dengan om serta tanteku yang kerap tidak dirumah, saya jadi sangat leluasa, serta pergaulanku pula yang leluasa membuatku terus menjadi Binal. Saya kerap dugem serta kembali sampai dini hari, jika om serta tanteku keluar kota saya pula kerap bawa sahabat cowoku kerumah buat memuaskan nafsu Sex ku yang membara tanpa sepengetahuan om serta tanteku.
Waktu itu pagi hari saya mendengar om serta tanteku bertengkar hebat, sampai kesimpulannya mereka berdua berangkat serta sunyilah rumah yang senantiasa dihiasi dengan pertengkaran itu. Sehabis saya berakhir beres- beres, setelah itu saya juga berangkat kuliah dengan mobil yang diberikan oleh Om ku. Sehabis perkuliahan berakhir saya juga tidak langsung kembali sebab dirumah tentu pula hening gak terdapat orang sebab pertengkaran om serta tante tadi pagi.
Saya juga nangkring dicafe dengan teman- temanku sampai kesimpulannya sehabis saya serta sahabat merasa bosan menujulah saya kesebuah tempat dugem. Atmosfer ramai dugem membuatku tenang sampai kesimpulannya saya minum alcohol, tetapi belum hingga saya mabok saya merasa terdapat yang mengganjal serta saya putuskan buat kembali.
Sesampai dirumah, atmosfer sangat hening sekali. Saya menebak jika om serta tante tentu gak kembali. Saya merasa sangat haus sekali kemudian Menujulah saya kebelakang buat mengambil minuman yang terdapat dikulkas. Tetapi dikala saya membungkuk saya sangat dikagetkan dengan kehadiran seorang ku yang seketika langsung memelukku dari balik. Sehabis saya menengok kebelakang nyatanya Om ku yang memelukku, saya gak tau dari mana datangnya serta.
“ Kalian dari mana Trid”.
“ Dugem sama sahabat om”, jawabku.
“ Kalian minum alkohol ya, kecium dari bau mulutmu. Kalian nge drug ya pula ya Trid”, kata om lagi sembari senantiasa memelukku serta mengajak saya duduk,
Kembali tangan satunya lekas memelukku serta tangan lainya menyambar toketku serta diremas2nya pelan. Saya menggeliat2, napsuku langsung naik, terlebih saya masih terletak dalam pengaruh ringan alkohol,“ Om…”. Kurang ingat kalau yang memelukku adalam suami tanteku.
Badannya beralih merapat, bibirku terus dilumatnya. Saya mengulum bibirnya yang tebal serta ketebalan bibirnya penuhi mulutku. Lagi kunikmati lidahnya yang menjelajahi dimulutku, kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku serta meremas toketku yang masih terbungkus bra.
Toketku nyatanya tercakup seluruhnya dalam tangannya. Serta saya rasanya telah tidak kokoh menahan gejolak napsuku, sementara itu baru dini pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sembari membebaskan tank topku, leherku dikecup, dijilat kadangkala digigit. Sembari tangannya terus meremas- remas toketku.
Setelah itu tangannya menjalar ke punggungku serta melepas kaitan bra ku sehingga toketku leluasa dari penutup. Bibirnya menelusuri pentil kiriku, dijamah dengan lidahnya serta dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang- kadang seakan segala toketku hendak dihisap.
Serta tangan satunya mulai turun serta memainkan puserku, terasa geli tetapi nikmat, napsuku kian berkobar sebab elusan tangannya. Setelah itu tangannya turun lagi serta menjamah selangkanganku. Memekku yang tentu telah basah sekali. Lama perihal itu dikerjakannya hingga kesimpulannya ia setelah itu membuka ristsluiting celana pendekku serta menarik celanaku ke dasar,
Tinggalah celana dalam miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang rimbun, saking lebatnya jembutku timbul di kiri kanan serta dibagian atas dari cd mini itu. Jembutku lebih nampak jelas sebab celana dalam ku telah basah oleh cairan Memekku yang telah banjir. Dibelainya celah Memekku dengan lama- lama.
Sesekali jarinya memegang itilku sebab kala dielus pahaku otomatis mengangkang supaya ia dapat mengakses wilayah Memekku dengan bebas. Bergetar seluruh rasanya tubuhku, setelah itu celana dalam ku yang telah basah itu dilepaskannya. Saya mengangkut pantatku supaya ia dapat melepas cdku.
Telanjanglah saya dihadapan nya. Jarinya mulai terencana memainkan itilku. Serta kesimpulannya jari besar itu masuk ke dalam Memekku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri serta kanan serta sesekali dihisap serta terus menjalar ke perutku.
Serta kesimpulannya sampailah ke Memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang rimbun serta saya rasakan bibir Memekku dibuka dengan 2 jari. Serta kesimpulannya kembali Memekku terbuat mainan bibirnya, kadangkala bibirnya dihisap, kadangkala itilku, tetapi yang membuat saya tidak tahan merupakan dikala lidahnya masuk di antara kedua bibir Memekku sembari menghirup itilku.
Ia benar benar mahir memainkan Memekku. Cuma dalam sebagian menit saya betul- betul tidak tahan. Serta saya mengejang, dengan sekuatnya saya berteriak sembari mengangkut pantatku biar merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas- remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya. Hebat om, cuma dengan bibir serta lidahnya saja saya telah nyampe.
Ia terus mencumbu Memekku, rasanya belum puas ia memainkan Memekku sampai napsuku bangkit kembali dengan kilat.“ Om, Astrid telah pengen dientot.” kataku meminta sembari kubuka pahaku lebih lebar. Ia juga bangkit, mengangkut badanku yang telah lemes serta dibawanya ke kamarnya.
Di kamar, saya dibaringkan di tempat tidur dimensi besar serta ia mulai membuka bajunya, setelah itu celananya. Saya kaget memandang Penisnya yang besar serta panjang nongol dari bagian atas celana dalamnya hingga nyaris memegang pusernya, gak kebayang terdapat sebesar serta sejauh Penisnya. Setelah itu ia pula melepas celana dalamnya.
Sedangkan itu saya denga berdebar terbaring menunggu, Penisnya yang besar serta panjang serta telah optimal ngacengnya, tegak nyaris melekat ke perut. Serta dikala ia pelan- pelan menindihku, saya membuka pahaku kian lebar, rasanya tidak tabah Memekku menunggu masuknya Penis extra gede itu.
Saya pejamkan mata. Ia mulai mendekapku sembari terus mencium bibirku, kurasakan bibir Memekku mulai tersentuh ujung Penisnya. Sebentar diusap- usapkan serta pelan sekali mulai kurasakan bibir Memekku terdesak menyamping. Terdesak Penis besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh serta sesak liang Memekku dimasuki Penisnya. Saya menahan napas. Serta nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk Penisnya. Saya mendesah tertahan sebab rasa yang luar biasa nikmatnya.
Terus.. Terus.. Kesimpulannya ujung Penis itu memegang bagian dalam Memekku, hingga secara refleks kurapatkan pahaku. Sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras serta panjang. Ia terus menciumi bibir serta leherku. Serta tangannya tidak henti- henti meremas- remas toketku.
Tetapi konsentrasi kenikmatanku senantiasa pada Penis besar yang mulai dientotkan halus serta pelan. Saya benar benar kilat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku kilat sekali memburu, terengah- engah. Saya benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan Penis besar itu.
Hingga cuma dalam waktu yang pendek saya kian tidak tahan. Serta ia ketahui kalau saya terus menjadi hanyut. Hingga kian gencar ia melumat bibirku, leherku serta remasan tangannya di toketku kian kokoh.
Dengan tusukan Penisnya yang agak kokoh serta dipepetnya itilku dengan menggoyang goyangnya, saya menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat- kuat sekenanya. Memekku mengencang, berdenyut serta mencengkeram kuat- kuat, betul- betul nikmat. Ohh, saya benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Saya tidak ingat apa- apa lagi kecuali kenikmatan serta kenikmatan.
“ Om, Astrid nyampe om”. Saya sendiri kaget atas teriakkan kuatku.
Sehabis berakhir, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Sudah 2 kali saya nyampe dalam waktu relatif pendek, tetapi terasa aman sekali, Ia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, ia tersenyum serta menciumku lembut sekali, tidak henti hentinya toketku diremas- remas pelan.
Datang datang, serbuan kilat bibirnya melumat bibirku kokoh serta diteruskan ke leher dan tangannya meremas- remas toketku lebih kokoh. Napsuku naik lagi dengan kilat, dikala kembali ia memainkan Penisnya terus menjadi kilat. Uhh, sekali lagi saya nyampe, yang cuma selang sebagian menit, serta kembali saya berteriak lebih keras lagi.
Ia terus memainkan Penisnya serta kali ini ia turut menggelepar, mukanya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku serta satunya menekan toketku. Saya kian meronta- ronta tidak karuan. Puncak kenikmatan diiringi semburan peju yang kokoh di dalam Memekku, menyembur kesekian kali.
Agen Judi Online- Oh, terasa banyak sekali peju kental serta hangat menyembur serta penuhi Memekku, hangat sekali serta terasa sekali peju yang keluar seakan menyembur semacam air yang memancar kokoh. Sehabis berakhir, ia memiringkan badannya serta tangannya senantiasa meremas lembut toketku sembari mencium wajahku. Saya bahagia dengan perlakuannya terhadapku.
“ Trid, kalian luar biasa, Memekmu peret serta nikmat sekali”, pujinya sembari membelai toketku.
“ Om pula hebat. Dapat membuat Astrid nyampe sebagian kali, serta baru kali ini Astrid merasakan Penis raksasa”.
“ Jadi kalian suka dengan Penisku?” godanya sembari menggerakkan Penisnya serta membelai belai wajahku.
“ Ya om, Penis om nikmat, besar, panjang serta keras banget” jawabku jujur.
Ia memanglah sangat pandai memperlakukan perempuan. Ia tidak langsung mencabut Penisnya, tetapi malah mengajak mengobrol sambil Penisnya kian mengecil. Serta tidak henti- hentinya ia menciumku, membelai rambutku serta sangat suka membelai toketku. Saya merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan Memekku mengalir keluar.
Sehabis lumayan mengobrol serta silih membelai, pelan- pelan Penis yang sudah menghantarkan saya ke awang awang itu dicabut sembari ia menciumku lembut sekali. Benar benar saya terbuai dengan perlakuannya. Ia setelah itu memutar lagu classic sehingga tertidurlah saya dalam pelukannya, merasa aman serta benar- benar saya terpuaskan.
Menjelang siang, saya bangun masih dalam pelukannya. Katanya saya tidur nyenyak sekali, sembari membelai rambutku. Kurang lebih separuh jam kami tiduran berdampingan. Dia kemudian mengajakku mandi. Dibimbingnya saya ke kamar mandi, dikala berjalan rasanya masih terdapat yang mengganjal
Memekku serta nyatanya masih terdapat peju yang mengalir di pahaku, bisa jadi saking banyaknya ia mengecretkan pejunya di dalam Memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, saya duduk di atas pahanya. Ia mengusap- usap menyabuni punggungku, serta akupun menyabuni punggungnya. Ia memelukku sangat erat sampai dadanya menekan toketku.
Sesekali saya menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipadati busa sabun. Pentilku terus menjadi membeku. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 Penisnya. Perihal itu menimbulkan napsuku mulai berkobar kembali. Saya di tariknya sehingga melekat lebih erat ke badannya. Ia menyabuni punggungku.
Sembari mengusap- usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur sampai tenggelam ke dalam air. Ia mengusap- usap pantatku serta diremasnya. Penisnya juga mulai ngaceng kala memegang Memekku. Terasa bibir luar Memekku bergesekan dengan Penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Ia mengusap sebagian kali sampai ujung jarinya memegang lipatan daging antara lubang pantat serta Memekku.
“ Om bandel”, desahku sembari menggeliat mengangkut pinggulku.
Walaupun tengkukku basah, saya merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat serta geli yang mengalir dari Memekku. Saya menggeliatkan pinggulku. Dia mengecup leherku kesekian kali sembari memegang bagian dasar bibir Memekku. Tidak lama setelah itu, tangannya terus menjadi jauh menyusur sampai kesimpulannya kurasakan lipatan bibir luar Memekku diusap- usap. Ia kesekian kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
“ Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku kesekian kali. Kemudian saya bangkit dari pangkuannya.
Saya tidak mau nyampe cuma sebab jari yang terasa kesat di Memekku. Tetapi kala berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan kilat ia juga bangkit berdiri serta lekas membalikkan tubuhku. Ia tidak mau saya terjatuh.
Ia menyangga punggungku dengan dadanya. Kemudian diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Ia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku serta pentil ku dijepit2 dengan jempol serta telunjuknya.
Pentil kiri serta kanan diremas bertepatan. Kemudian ia mengusap terus menjadi ke atas serta menyudahi dileherku.“ Om, lama amat menyabuninya” rintihku sembari menggeliatkan pinggulku. Saya merasakan Penisnya terus menjadi keras serta besar.
Perihal itu bisa kurasakan sebab Penisnya kian dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku lekas meluncur ke dasar, kemudian meremas bijinya dengan gemas. Ia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat ia mengusap usap jembut lebatku, kemudian mengusap Memekku kesekian kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar Memekku. Ia mengusap kesekian kali. Itilku juga jadi target usapannya.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala merasakan Penisnya kian kokoh menekan pantatku.
Saya merasa lendir membanjiri Memekku. Saya jongkok supaya Memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir Memekku dengan mengusapkan 2 jariku. Kala menengadah kulihat Penisnya sudah terletak persis didepanku. Penisnya sudah ngaceng berat.
“ Om, kokoh banget sih, baru ngecret di Memek Astrid saat ini telah ngaceng lagi”, kataku sembari meremas Penisnya, kemudian kuarahkan ke mulutku.
Kukecup ujung kepala Penisnya. Badannya bergetar menahan nikmat kala saya menjilati kepala Penisnya. Ia mencapai bahuku sebab tidak mampu lagi menahan napsunya. Sehabis berdiri, kaki kiriku dinaikan serta letakkan di pinggir bath tub. Saya dibuatnya menungging sembari memegang bilik di depanku serta ia menyelipkan kepala Penisnya ke celah di antara bibir Memekku.
“ Argh!” rintihku. Ia menarik Penisnya lambat- laun, setelah itu mendorongnya kembali lambat- laun pula. Bibir luar Memekku turut terdorong bersama Penisnya. Lambat- laun menarik kembali Penisnya sembari berkata
“ Lezat Trid”.
“ Enaak banget om”, jawabku!” Ia mengenjotkan Penisnya dengan kilat sembari meremas bongkah
pantat ku serta tangan satunya meremas toketku.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala kurasakan Penisnya kembali menghunjam Memekku
“ Duduk ayo”. Ia menyalakan lampu disebelah kursi, sehingga ruang jadi lebih cerah.
“ Enggak sampe pake obat kok om, hanya mayoritas minum”, jawabku. Dikala itu saya pake pakaian
dugemku, tank top ketat serta celana luar biasa pendek. Belahan tanktop ku rendah sehingga toketku senantiasa ingin loncat keluar kalo saya membungkuk. saya duduk disebelah om sembari menuangkan air dingin ke gelas sembari menawarinya.
“ Om ingin minum?” Ia diam saja, matanya menelusuri toket serta pahaku. Saya pula dapat mencium bau alkohol dinapasnya, nyatanya om baru minum bir, sebab dimeja dekat kursi tergeletak sebagian kaleng bir kosong.
“ Om minum pula, ngilangin tekanan pikiran ya om”, kataku. Ia diam saja, tangannya memelukku.
“ Dugemnya dilanjutin sama om ayo”, katanya sembari mencium pipiku.
Saya memberontak, tetapi ia mempererat pelukannya, saya tenggelam dipelukannya. Ia mulai menciumi leherku, wilayah yang sangat sensitif di tubuhku. Saya mulai menggeliat akibat ciumannya. Tiba2 ia membebaskan pelukannya, mukaku dihadapkan ke mukanya serta ia langsung mencium bibirku.
Oh, terasa banyak sekali peju kental serta hangat menyembur serta penuhi Memekku, hangat sekali serta terasa sekali peju yang keluar seakan menyembur semacam air yang memancar kokoh. Sehabis berakhir, ia memiringkan badannya serta tangannya senantiasa meremas lembut toketku sembari mencium wajahku. Saya bahagia dengan perlakuannya terhadapku.
“ Trid, kalian luar biasa, Memekmu peret serta nikmat sekali”, pujinya sembari membelai toketku.
“ Om pula hebat. Dapat membuat Astrid nyampe sebagian kali, serta baru kali ini Astrid merasakan Penis raksasa”.
“ Jadi kalian suka dengan Penisku?” godanya sembari menggerakkan Penisnya serta membelai belai wajahku.
“ Ya om, Penis om nikmat, besar, panjang serta keras banget” jawabku jujur.
Ia memanglah sangat pandai memperlakukan perempuan. Ia tidak langsung mencabut Penisnya, tetapi malah mengajak mengobrol sambil Penisnya kian mengecil. Serta tidak henti- hentinya ia menciumku, membelai rambutku serta sangat suka membelai toketku. Saya merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan Memekku mengalir keluar.
Sehabis lumayan mengobrol serta silih membelai, pelan- pelan Penis yang sudah menghantarkan saya ke awang awang itu dicabut sembari ia menciumku lembut sekali. Benar benar saya terbuai dengan perlakuannya. Ia setelah itu memutar lagu classic sehingga tertidurlah saya dalam pelukannya, merasa aman serta benar- benar saya terpuaskan.
Menjelang siang, saya bangun masih dalam pelukannya. Katanya saya tidur nyenyak sekali, sembari membelai rambutku. Kurang lebih separuh jam kami tiduran berdampingan. Dia kemudian mengajakku mandi. Dibimbingnya saya ke kamar mandi, dikala berjalan rasanya masih terdapat yang mengganjal
Memekku serta nyatanya masih terdapat peju yang mengalir di pahaku, bisa jadi saking banyaknya ia mengecretkan pejunya di dalam Memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, saya duduk di atas pahanya. Ia mengusap- usap menyabuni punggungku, serta akupun menyabuni punggungnya. Ia memelukku sangat erat sampai dadanya menekan toketku.
Sesekali saya menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipadati busa sabun. Pentilku terus menjadi membeku. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 Penisnya. Perihal itu menimbulkan napsuku mulai berkobar kembali. Saya di tariknya sehingga melekat lebih erat ke badannya. Ia menyabuni punggungku.
Sembari mengusap- usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur sampai tenggelam ke dalam air. Ia mengusap- usap pantatku serta diremasnya. Penisnya juga mulai ngaceng kala memegang Memekku. Terasa bibir luar Memekku bergesekan dengan Penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Ia mengusap sebagian kali sampai ujung jarinya memegang lipatan daging antara lubang pantat serta Memekku.
“ Om bandel”, desahku sembari menggeliat mengangkut pinggulku.
Walaupun tengkukku basah, saya merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat serta geli yang mengalir dari Memekku. Saya menggeliatkan pinggulku. Dia mengecup leherku kesekian kali sembari memegang bagian dasar bibir Memekku. Tidak lama setelah itu, tangannya terus menjadi jauh menyusur sampai kesimpulannya kurasakan lipatan bibir luar Memekku diusap- usap. Ia kesekian kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
“ Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku kesekian kali. Kemudian saya bangkit dari pangkuannya.
Saya tidak mau nyampe cuma sebab jari yang terasa kesat di Memekku. Tetapi kala berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan kilat ia juga bangkit berdiri serta lekas membalikkan tubuhku. Ia tidak mau saya terjatuh.
Ia menyangga punggungku dengan dadanya. Kemudian diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Ia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku serta pentil ku dijepit2 dengan jempol serta telunjuknya.
Pentil kiri serta kanan diremas bertepatan. Kemudian ia mengusap terus menjadi ke atas serta menyudahi dileherku.“ Om, lama amat menyabuninya” rintihku sembari menggeliatkan pinggulku. Saya merasakan Penisnya terus menjadi keras serta besar.
Perihal itu bisa kurasakan sebab Penisnya kian dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku lekas meluncur ke dasar, kemudian meremas bijinya dengan gemas. Ia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat ia mengusap usap jembut lebatku, kemudian mengusap Memekku kesekian kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar Memekku. Ia mengusap kesekian kali. Itilku juga jadi target usapannya.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala merasakan Penisnya kian kokoh menekan pantatku.
Saya merasa lendir membanjiri Memekku. Saya jongkok supaya Memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir Memekku dengan mengusapkan 2 jariku. Kala menengadah kulihat Penisnya sudah terletak persis didepanku. Penisnya sudah ngaceng berat.
“ Om, kokoh banget sih, baru ngecret di Memek Astrid saat ini telah ngaceng lagi”, kataku sembari meremas Penisnya, kemudian kuarahkan ke mulutku.
Kukecup ujung kepala Penisnya. Badannya bergetar menahan nikmat kala saya menjilati kepala Penisnya. Ia mencapai bahuku sebab tidak mampu lagi menahan napsunya. Sehabis berdiri, kaki kiriku dinaikan serta letakkan di pinggir bath tub. Saya dibuatnya menungging sembari memegang bilik di depanku serta ia menyelipkan kepala Penisnya ke celah di antara bibir Memekku.
“ Argh!” rintihku. Ia menarik Penisnya lambat- laun, setelah itu mendorongnya kembali lambat- laun pula. Bibir luar Memekku turut terdorong bersama Penisnya. Lambat- laun menarik kembali Penisnya sembari berkata
“ Lezat Trid”.
“ Enaak banget om”, jawabku!” Ia mengenjotkan Penisnya dengan kilat sembari meremas bongkah
pantat ku serta tangan satunya meremas toketku.
“ Aarrgghh..!” rintihku kala kurasakan Penisnya kembali menghunjam Memekku.
- Saya terpaksa berjinjit sebab Penis itu terasa seakan membelah Memekku sebab besarnya. Terasa Memekku sesek kemasukan Penis besar serta panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku serta ia memainkan Penisnya keluar masuk dengan kilat serta keras. Terdengar‘ cepak- cepak’ tiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.
“ Aarrgghh.., aarrgghh..! Om, Astrid nyampe..!” Saya lemas kala nyampe lagi buat berulang kalinya. Warnanya ia pula tidak bisa menahan pejunya lebih lama lagi.
“ Aarrgghh.., Trid”, kata nya sembari menghunjamkan Penisnya sedalam- dalamnya.
“ Om.., ssh” kataku sebab berulangkali merasa tembakan pejunya diMemekku.
“ Aarrgghh.., Trid, enaknya!” bisiknya.
“ Om, ssh! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabku sebab nikmatnya nyampe.
Ia masih mencengkeram pantatku sedangkan Penisnya masih nancep diMemekku. Sebagian dikala kami diam di tempat dengan Penisnya yang masih menancap di Memekku. Setelah itu ia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat serta kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Kesimpulannya terasa pula perut lapar yang telah memohon diisi.
Sehabis berakhir ia keluar duluan, lagi saya masih menikmati shower. Berakhir dengan rambut yang masih basah serta masih bertelanjang bundar, saya keluar dari kamar mandi. Nyatanya ia telah mempersiapkan santapan berbentuk roti serta isinya dan piza yang bisa jadi dibelinya kemarin. Teh celup serta kopi intant dan creamernya jadi opsi minumannya.
Pizanya masih hangat, sebab baru dipanaskan sebentar dengan microwave oven. Saya dipersilakan minum serta makan sembari mengobrol, makan serta diiringi lagu lembut. Sehabis saya makan, ia kemudian memintaku duduk di pangkuannya. Saya bagi saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sembari mengobrol, saya dimanja dengan belaiannya. Kesimpulannya sehabis berakhir makan, diraihnya daguku, serta diciumnya bibirku dengan hangatnya, saya mengimbangi ciumannya.
Serta berikutnya kurasakan tangannya mulai meremas- remas toketku, setelah itu tangannya menelusuri antara dada serta pahaku. Nikmat sekali rasanya, tetapi saya siuman kalau suatu yang saya duduki terasa mulai agak membeku.
Langsung saya bangkit. Saya bersimpuh di depannya serta nyatanya Penisnya telah mulai ngaceng, walaupun masih belum begitu membeku. Kepala Penisnya telah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya kemudian ku raih, ku belai serta kulupnya kututupkan lagi. Saya suka melihatnya serta saat sebelum penuh ngacengnya langsung saya kulum Penisnya. Saya memainkan kulup Penis yang tebal dengan lidahku.
Kutarik kulup ke ujung, membuat kepala Penisnya tertutup kulupnya serta lekas kukulum, kumainkan kulupnya dengan lidahku serta kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sembari lidahku berbalik masuk di antara kulup serta kepala Penisnya.
Tetapi cuma dapat sesaat, karena dengan cepatnya Penisnya kian membesar serta ia mulai menggeliat serta berdesis menahan kenikmatan game lidahku serta membuat mulutku terus menjadi penuh.
“ Om hebat ya telah ngaceng lagi, kita lanjut ayo om”, kataku yang pula telah terangsang.
Warnanya ia kian tidak tahan menerima rangsangan lidahku. Hingga saya ditarik serta diajak ke tempat tidur. Kakiku ditahannya sembari tersenyum, dibukanya kakiku serta ia langsung menelungkup di antara pahaku.
“ Saya suka memandang Memek kalian Trid” ucapnya sembari membelai jembut jembutku yang rimbun.
“ Kenapa?”“ Karena jembutmu rimbun serta wanita yang jembutnya rimbun napsunya besar, kalau
dientot jadi binal semacam kalian, pula tebal bibirnya”.
Saya merasakan ia terus membelai jembutku serta bibir Memekku. Kadang- kadang dicubit pelan, ditarik- tarik semacam mainan. Saya suka Memekku dimainkan berlama- lama, saya terkadang melirik apa yang dikerjakannya.
Seterusnya dengan 2 jarinya membuka bibir Memekku, saya kian terangsang serta saya merasakan kian banyak keluar cairan dari Memekku. Ia terus memainkan Memekku seakan tidak puas- puas mencermati Memekku, kadangkala kadangkala dijamah sedikit itilku, membuat saya penasaran.
Tidak siuman pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Hingga dikala saya mengangkut pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa ia menghirup lubang Memekku yangsudah penuh cairan.
Lidahnya turut menari kesana kemari menjelajahi segala lekuk Memekku, serta dikala dihisapnya itilku dengan ujung lidahnya, kilat sekali menggelitik ujung itilku, benar benar saya tersentak. Kaget kenikmatan, membuat saya tidak siuman berteriak.
“ Aauuhh!!”. Benar benar hebat ia merangsangku, serta saya telah tidak tahan lagi.“ Mari dong om, Astrid pingin dientot lagi” ujarku.
Ia langsung menempatkan badannya kian ke atas serta memusatkan Penis gedenya ke arah Memekku. Saya masih pernah melirik dikala ia memegang Penisnya buat ditunjukan serta diselipkan di antara bibir Memekku. Kembali saya berdebar sebab berharap. Serta dikala kepala Penisnya sudah memegang di antara bibir Memekku, saya menahan napas buat menikmatinya.
Serta dilepasnya dari pegangan dikala kepala Penisnya mulai menyelinap di antara bibir Memekku serta menyelusup lubang Memekku sampai saya berdebar nikmat. Pelan- pelan ditekannya serta ia mulai mencium bibirku. Kian kedalam.. Oh, nikmat sekali.
Kurapatkan pahaku biar Penisnya tidak sangat masuk ke dalam. Ia langsung menjepit kedua pahaku sampai terasa sekali Penisnya menekan bilik Memekku. Penisnya terus menjadi masuk. Belum seluruhnya masuk, ia menarik kembali seakan hendak dicabut sampai tidak siuman pinggulku naik mencegahnya supaya tidak lepas.
Sebagian kali dikerjakannya hingga kesimpulannya saya penasaran serta berteriak- teriak sendiri. Sehabis ia puas menggodaku, datang datang dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya sampai saya kewalahan. Serta dengan hentakan keras dan digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku.
Kesimpulannya saya mengelepar- gelepar. Serta sampailah saya kepuncak. Tidak tahan saya berteriak, terus ia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tidak habis- habisnya saya melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tidak kokoh saya meneruskannya. Saya meminta, tidak kokoh menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkelanjutan.
Kesimpulannya ia pelan- pelan mengakhiri serbuan dahsyatnya. Saya terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Nyaris pingsan saya menerima kenikmatan yang berkelanjutan. Betul- betul akutidak menyesal ngentot dengannya, ia memanglah betul- betul hebat serta mahir dalam main, ia bisa mencerna tubuhku mengarah kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas dikala pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku serta dirapatkan, badannya menindihku dan leherku kembali dicumbu. Kupeluk badannya yang besar serta tangannya kembali meremas toketku. Pelan- pelan mulai dienjotkan Penisnya. Kali ini saya mau lebih menikmati segala rangsangan yang terjalin di segala bagian tubuhku.
Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya memicu toketku tiap kali bergeseran menimpa pentilku. Serta Penisnya dipompakan dengan kilat sekali, bibirnya menjelajahi leher serta bibirku.
Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai dibakar lagi. Saya berupaya menggeliat, tetapi tubuhku dipeluk lumayan kokoh, cuma tanganku yang mulai mencapai apa saja yang kudapat. Ia kian tingkatkan cumbuannya serta memompakan Penisnya kian kilat.
Gesekan di bilik Memekku kian terasa. Serta kenikmatan kian memuncak. Hingga kali ini leherku digigitnya agak kokoh serta dimasukkan segala Penis Penisnya dan digoyang- goyang buat tingkatkan rangsangan di itilku.
Hingga jebol lah bendungan, saya menggapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar semacam tadi. Puncak kenikmatan ini terara aman serta romantis sekali, tetapi datang datang ia dengan kilat memain lagi.
Kembali saya berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kokoh, saya meronta sekenaku. Edan, batinku, ia betul- betul membuat saya kewalahan. Kugigit pundaknya dikala saya dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat- tingkat.
Sesaat ia merendahkan gerakannya, tetapi dikala itu dibaliknya tubuhku sampai saya di atas badannya. Saya terkulai di atas badannya. Dengan sisa tenagaku saya keluarkan Penisnya dari Memekku. Serta kuraih Penisnya. Tanpa pikir panjang, Penis yang masih berlumuran cairan Memekku sendiri kukulum serta kukocok.
Serta pinggulku diraihnya sampai kesimpulannya saya telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali Memekku yang berlumuran cairan jadi mainannya, saya kian bergairah mengulum serta menghirup sebagian Penisnya.
Dipeluknya pinggulku sampai sekali lagi saya nyampe. Dihisapnya itilku sembari ujung lidahnya menari kilat sekali. Tubuhku mengejang serta kujepit kepalanya dengan kedua pahaku serta kurapatkan pinggulku supaya bibir Memekku merapat ke bibirnya.
Mau`ku berteriak tetapi tidak dapat sebab mulutku penuh, serta tanpa siuman saya menggigit agak kokoh Penisnya serta kucengkeram kokoh dengan tanganku dikala saya masih menikmati orgasme.
“ Trid, saya ingin ngecret, di dalam Memekmu ya”, katanya sembari menelentangkan saya.
“ Ya, om”, jawabku.
Ia menaiki saya serta dengan satu hentakan keras, Penisnya yang besar telah kembali menyesaki Memekku. Ia langsung memain Penisnya keluar masuk dengan kilat serta keras. Dalam sebagian enjotan saja tubuhnyapun mengejang.
Pantat kuhentakkan ke atas dengan kokoh sehingga Penisnya nancap seluruhnya ke dalam Memekku serta kesimpulannya crot.. crot.. crot, pejunya ngecret dalam sebagian kali semburan kokoh. Herannya, ngecretnya yang ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memanglah luar biasa staminanya. Ia menelungkup diatasku sembari memelukku erat2.
“ Trid, nikmat sekali ngentot sama kalian, Memek kalian kokoh sekali cengkeramannya ke Penisku”,
bisiknya di telingaku.
“ Ya om, Astrid pula nikmat sekali, pasti saja cengkraman Memek
Astrid terasa kokoh sebab Penis om kan gede banget”
“ Rasanya sesek deh Memek Astrid jika om neken Penisnya masuk seluruh. Jika terdapat peluang,
Astrid dientot lagi ya om”, jawabku
“ Ya sayang”, kemudian bibirku diciumnya dengan mesra.
KEPERKASAAN PAMAN YAANG NIKMAT
CERITABOKEP- adi ini kisahku yang tejadi dekat 3 tahun yang kemudian sat saya lagi masuk kuliah. Waktu itu saya kuliah disalah satu univerSitas populer dibandung. Dikala saya awal kali saya masuk kuliah saya sendirian gak memiliki sahabat sebab saya bukan asli bandung.
Tetapi bersamaan berjalannya waktu, serta sifatku yang supel saya jadi memiliki banyak sahabat. Kanak- kanak kampusku yang wanita sangat cantik- cantik sekali, memanglah bener jika bandung itu kerap diucap lautan bidadari.
Sampai kesimpulannya sehabis kurang lebih 2 bulan saya kuliah disana saya berjumpa wanita sebut saja namanya Sita, orangnya gak sangat besar, tetapi ia memilki paras yang lumayan menarik buwatku. Pula wujud lekuk badannya pula sangat indah buat dinikmati. Bongkahan kedua payudaranya cukup besar serta pantatnya nampak sangat padat sekali dibalik celana strit yang senantiasa dikenakannya dikala dikampus.
Pandanganku kala dikampus dikala ini cuma tertuju pada Sita. Tiap jam istrirahat saya senantiasa mencari keberadaan Sita dimana. Sampai saya mencari tau tentang Sita kepada sahabatnya, tetapi sekejap saya kecewa mendengar jika sta udah memiliki seseorang laki- laki.
Tetapi dalam sekejap semangatku kembai sebab terdapat salah satu sahabat Sita yang memberitahuku jika ikatan Sita dengan cowoknya telah gak harmonis lagi, serta apalagi saat ini Sita pula gak
sempat berjumpa dengan cowaknya.
Saya langsung semringah mendengar kabar dari sahabat dekat Sita itu. Serta tibalah wajtunya, dikala Sita lagi duduk dikantin sendirian saya langsung saja memberanikan diri buat nyamperin Sita. Kemudian dengan basa- basi kesimpulannya saya juga dapat sedikit akrab dengan Sita sampai kesimpulannya ita ngobrol panjang lebar.
Untung aja agenda perkuliahanku dengan Sita dapat bersama kosong, jadi saya serta Sita memiliki waktu yang banyak buat ngobrol. Waduh hatiku lemas, meski telah tidak sering ketemu namun statusnya masih formal pacaran. Dikala kami berdua ngobrol, ia suka curhat namun aku suka mencuri pemikiran ke arah buah dadanya yang indah mempesona itu.
Waduh pokoknya bundar tegap serta sedikit runcing, begitu pula kulitnya tidak satupun sisa guratan cedera, cuma putih lembut serta pantatnya bundar menantang. Jika dilihat dari balik, waduh.. membuat kemaluan aku berdiri tegap serta mau kuremas- remas serta ditancap dari balik. Bayangkan jika berjalan ia berlenggang- lenggok.
Serta kami juga jadi dekat serta akrab, tetapi tidak ketahui ia itu sukanya bareng serta jalur sama aku saja. Sementara itu kan banyak sahabat wanita di kampus itu maupun laki- laki yang lain. Yaa.. tetapi aku juga sangat bahagia sekali dapat jalur bareng sama Sita, Ia juga kerap mengajak aku main ke rumahnya. Tetapi itu tidak sempat terjalin, bisa jadi aku tidak biasa main ke rumah wanita.
BT jika di kampus saja, serta Sita memforsir aku buat main ke rumah aku, katanya mau ketahui tempat tinggal aku serta sekalian mau curhat. Ya untungnya rumah aku itu cuma terdapat kerabat aku( sebab aku tidak tinggal bersama orang tua) serta rumah itu kepunyaan nenek aku.
Oleh sebab itu kehidupan aku leluasa serta silih cuek sama anggota keluarga yang lain di rumah itu.
Tidak terdapat silih curiga ataupun perihal apapun, yang berarti tidak silih merugikan satu sama lain. Kami juga berdua berangkat ke rumah aku. Siang bolong, kala telah hingga di rumah, Sita aku persilakan masuk ke kamar aku serta nyatanya aku tidak grogi atas kehadiran wanita menawan ini.
Serta kala baru mengobrol sebentar kemudian ia bicara, Edi panas yaah hawa di Bandung saat ini ini. Iya nih! sembari kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali. Edi.. boleh tidak aku buka pakaian, kalian jangan malu Edi, aku masih pake baju dalam kok, habis panass siihh.
Waduh memanglah aku merasa malu waktu itu serta sedikit deg- degan jantungku. Aduuh gimana kamu
ini, emang kalian tidak malu sama saya? bantahku. Tetapi kan ia telah ngomong jika ia masih mengenakan baju dalam. Setelah itu aku keluar kamar sebentar buat mengambil santapan ringan di lemari es, serta kala aku merambah kamar lagi, ya ampun.. baju dalam sih baju dalam tetapi jika nyatanya jika itu BH yang luar biasa tipis serta nampak puting susunya.
Waduh, aku sangat grogi waktu itu serta aku juga kerap memalingkan wajah, tetapi tidak bisa dipungkiri, kemaluan aku juga berereksi serta aliran darah aku juga mengalir tidak karuan, terlebih hawa lagi panas- panasnya. Mari saat ini kalian ingin curhat lagi? kataku.
Tidak sih Edi, aku udah memohon putus sama ia( pacarnya- red) serta ia sepakat buat formal putus. Ya
udah.. abis gimana lagi, katanya. Dalam hatiku, asik ia telah putus, serta aku juga berpura- pura bersedih, sebab memanglah kasihan memandang mukanya sedikit pucat serta sedikit menangis. Ia memelukku sembari sedikit bicara kepadaku, tetapi itu lho anuku tidak dapat diam serta terus menjadi panas saja temperatur tubuhku.
Kala kuelus rambut serta punggungnya, eh ia menciumku serta kubalas ciumannya serta ia membalas lagi, terus menjadi lama kami berciuman serta ia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini betul- betul mengasyikan serta terus cerah ini merupakan awal kali bagiku. Serta ia juga menghasilkan suara desahan yang sangat lembut serta sensual, serta dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas- remas serta BH- nya juga kubuka.
Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bundar berisi serta mancung dan puting yang bagus, sedikit corak merah di seputar putingnya serta bercorak coklat di puncaknya, sekali- kali kupelentir putingnya serta ia juga mendesah kokoh. Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Edi, bagus Edi, eenakk, suaranya yang kecil serta merdu. Ia membuka bajuku serta saya saat ini dibuatnya telanjang, tetapi saya cuma pasrah saja, tidak terdapat rasa malu lagi. Apa kalian kerap melaksanakan ini sama pacar kalian? kataku.
Iya Edi, tetapi tidak kerap.. aaksshh.. kata ia sembari mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, serta langsung kuelus- elus sembari lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit- sedikit kuselingi dengan gigitan ringan pas di puncaknya, serta ia menggeliat keenakan. Serta kemaluannya juga basah. Kubuka celananya serta celana dalamnya secara lama- lama.
Oh iya, kami melaksanakannya di kursi kamarku pas di depan Televisi serta stereo- set. Serta kami lagi lagi mencermati lagu- lagu rock barat tahun 70- an, kala kubuka celana dalamnya, yes.. ia mempunyai kemaluan yang bagus, bulu sedikit, serta memanglah ia masih perawan, dengan pacarnya pula cuma melaksanakan oral sex.
Namun aku belum berani buat menjilat kemaluannya, aku cuma mengesekkan tangan aku ke bibir kemaluannya. Eh nyatanya ia turun dari kursi serta menghirup batang kemaluanku, Aaakshh.. hsstt oks! ia menjilati biji pelerku serta ia mengisap kemaluanku lagi sembari dipegang serta dikocoknya. Waduuhh.. lezat sekalii akkhhss.. aliran- aliran darahku mengalir dengan serentak serta mau kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tetapi apa ia ingin?
Sebagian menit setelah itu.. Edi, kalian memiliki benda gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tetapi bener Edi, aku sangat suka kalian memiliki benda, katanya sembari berdiri serta lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku saya terus menjadi tidak kokoh saja.
Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau pula nih, tetapi bau yang lezat. Terus menjadi lama terus menjadi asik serta sangat lezat, serta ia juga merintih- rintih kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sembari badannya agak bergerak tidak karuan, bisa jadi jilatanku belum pintar tetapi kulihat ia lagi keasyikan menikmati jilatanku.
Kemudian ia berdiri serta menarik tubuhku ke lantai. Di sana kami berciuman lagi, entah mengapa saya merasakan suatu yang hangat di dekat liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya.
Soalnya saya masih ragu. Tetapi aku memberanikan buat bicara. kalian masih perawan tidak? Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya. Nyatanya dugaanku benar. Tetapi sama pacar kalian itu? Iya tetapi jika saya sama ia cuma oral aja, kata Sita. Tetapi Edi, gimana jika kita ini saat ini.. ia tidak melanjutkan pembicaraannya.
“ Okh.. ookh.. okh.. sstt..” ia berupaya buat memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan dorongan tangannya.
Dengan begitu, saya juga berupaya buat memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, serta secara lama- lama kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya serta sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tetapi ini cuma hingga kepala aja, serta..
Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, ia merintih- rintih. Saya terus menggenjot ia. Edi,
nyatanya pedih pula, aahh! katanya. Tetapi teruskan saja Edi… Kulihat mukanya memanglah mengkhawatirkan pula, tetapi yang kurasakan merupakan kenikmatan, walaupun itu masih tersendat- sendat serta sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku.
Serta memanglah terdapat sedikit darah di batang kemaluanku serta yes.. seluruh batang kemaluanku masuk, serta betul- betul nikmat tiada tara, serta hilanglah perawannya serta perjakaku.“ Ssstt.. sstt..” desahannya yang merdu serta menggairahkan terlebih didukung oleh kecantikannya serta lembut kulitnya.
Serta kami masih melaksanakan style konvensional serta terus kugenjot naik turun, naik turun serta tumben, saya masih kokoh serta menahan kenikmatan ini, sebab jika saya lagi onani, tidak sepanjang ini.
Di lantai itu kami melaksanakannya serasa di surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, ia menjerit- jerit tetapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton Televisi di ruang keluarga. Sebab tentu suara jeritan Sita ini kedengaran. Terus Edi, aduhh Edi kok lezat sih.. aakss ssttss.. katanya sembari merem melek matanya serta bibirnya yang aduhai melongo ke langit serta langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, saya ingin keluar nih! kataku.
Uuhhss sstt jangan dahulu dong Edi.. bentar lagi aja, katanya.
Tetapi memanglah aku waktu itu telah tidak kokoh, ehh nyatanya.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Edi boleh deh saat ini, kalian dikeluarinnya di mari aja, sembari ditunjukanya ke arah payudaranya. Serta.. Creett.. crooot.. crooot.. crroooot serta air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya serta dekat lehernya.
Selesailah main- main sama Sita, serta waktu juga membuktikan arah jam 5 lebih serta memanglah kami telah telat buat berangkat lagi ke kampus merambah pelajaran Mata Kuliah kedua. Kami berdua terkulai serta ketiduran di lantai itu dalam kondisi masih telanjang, serta lagu di stereo tape- ku juga telah lama habis.
Bangun- bangun telah nyaris jam 19. 00, kami juga bergegas berpakaian serta saya berangkat ke kamar mandi buat mandi, setelah aku berakhir mandi ia pula mandi, serta kesimpulannya kami berangkat jalan- jalan sekaligus mencari makan.
Kami berangkat ke wilayah Merdeka serta makan. Setelah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza( BIP), kurang ingat lagi waktu itu kami nonton apa. Setelah berakhir nonton Sita tidak ingin kembali ia mau menginap di rumah aku.
Waduh celaka pula nih anak, ketagihan ataupun ia lagi terdapat permasalahan dengan keluarga dirumahnya. Sehabis kami berbincang- bincang, nyatanya ia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama semacam aku. Serta kusuruh ia tidur duluan, kamipun tidur sembari berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua. semenjak dikala seperti itu kami formal berpacaran, dengan begitu kian kerap pula kami melaksanakan perbuatan nikmat semacam yang sudah kami jalani saat sebelum
BH KETAT YANG MEMBUAT TOKEKKU RINDU
CERITABOKEP Aku memiliki cerita seks yang terjalin di tahun 2013 dikala itu aku merupakan penjual perlengkapan perlengkapan kedokteran buat keperluan rumah sakit. Awal mulanya dikala terdapat pegawai baruku yang mendaftar bagaikan karyawan namanya Fanny ia sangat supel serta riang ia mempunyai kesabaran yang sangat tetapi matanya yang agak bandel.
“ Biarin” pikir aku, sepanjang ia sanggup menjualkan alat- alat kedokteran industri, ia senantiasa layak dipertahankan bagaikan karyawan marketing yang digaji dengan baik.
Meski kadangkala memandang Fanny pengin banget ngerasain badannya. namun aku tidak ingin ikut serta cinta dengan karyawati aku, terlebih Making Love, meski aku sendiri belum menikah, wibawa aku bagaikan boss dapat luntur jadi bubur.
Alkisah aku memesan perlengkapan USG 2 minggu yang kemudian, serta saat ini tibalah benda pesanan senilai 450 juta tersebut dihadapan aku. USG( Ultra Sonografi) 3 ukuran bercorak. Fanny pasti saja turut ikut serta dalam transaksi ini.
Siang itu sehabis Fanny menjemput benda pesanan tersebut dari jasa courier, saat ini 2 bentuk luar biasa itu terdapat di depan aku. Yang satu Fanny yang lain CKD- USG yang sangat istimewa itu.
Mengapa istimewa, sebab jika buat USG balita dalam isi, wajah balita juga dapat terlihat semacam gambar, pula buat USG alat- alat dalam yang lain, baik itu ginjal, jantung, pembuluh darah yang besar, ataupun ovarium dari seseorang perempuan.
Pernah aku telpon kepada Rumah Sakit pemesan kalau benda pesanan mereka telah tiba, sebab Direktur Kedokteran telah kembali. Aku telpon ke rumah dia, serta dia perintahkan buat melaksanakan pengiriman benda jam 8 pagi esok di Rumah Sakit tempat dia bekerja. Sembari ia pesan, supaya benda yang diterima wajib telah siap dipakai serta dioperasikan.
“ Mati!’ pikir aku, sebab itu maksudnya hari ini pula aku wajib merakitnya, sebab perle
ngkapan kedokteran elektronik yang mahal semacam ini, seluruh komponen dalam wujud lepas( CKD= Completely Knock Down).
Kesimpulannya sehabis menerima“ perintah” dari pembeli, aku panggil bagian service yang Insinyur Elektro buat mulai merangkai USG ini. Mulai sore tersebut, kesimpulannya dengan berdebar- debar, selesailah seluruh jam 12 malam.
Fanny pasti saja tidak boleh kembali sampai malam tersebut, sebab bagaikan bagian Marketing diapun hendak menemukan share keuntungan 5% dari nilai transaksi ini. Tidak hanya melayani kami dengan membuatkan kopi.
Pak Sabastian, 10 tahun lebih tua dari aku yang merakit perlengkapan ini telah terlihat keletihan serta turut tegang kala aku mulai menancapkan kabel listrik.“ ON”…hiduplah perlengkapan mahal ini, kami bertiga termangu- mangu didepan perlengkapan ini, tidak hanya ini buat awal kalinya pula industri kami menemukan pesanan perlengkapan ini, pula awal kali Pak Sebastian merakit.
Tinggal kami bertiga di ruang elektrik industri, seluruh karyawan pasti telah kembali serta terlelap dirumah tiap- tiap.
Kami bertiga takjub memandangi perlengkapan yang telah hidup tersebut, nampaknya tidak terdapat trouble sedikitpun,“ Mari kita coba, kita cuma memiliki waktu 7 jam saat sebelum menyerahkan benda ini” suara aku memecah keheningan
“ Aku, Pak!” Pak Sebastian langsung menyahut, tidak hanya ia telah hapal alat- alat kedokteran medis, ia pula ketahui kecanggihan perlengkapan ini serta pengecekan yang berharga 500. 000 buat tiap kali total USG segala badan.
Dengan bergairah Pak Sebastian melepas bajunya serta tidur dimeja kerja bagian elektronik yang sesungguhnya meja ping- pong.. Mulailah aku jadi pakar USG dadakan, berbekal novel manual serta seingat- ingatnya pelajaran Anatomi, aku mulai memeriksanya dengan memberinya lubricant/ pelincir supaya prop USG yang besar ini dapat digeser dengan gampang di tubuh pak Sebastian.
Dari Jantung, Lambung, Kantong Empedu, Pembuluh Darah serta Ginjal. Luar Biasa!, dari layar terlihat persis semacam mata aku terdapat didalam tubuh Pak Sebastian. Aku serta Fanny tertawa kala terlihat terdapatnya batu kecil di Ginjal sebelah kiri Pak Sebastian, Pak Sebastian langsung meringis kawatir.
“ Tenang saja Pak, masih kecil sekali, gunakan obatpun aku harapkan dapat lenyap”.
“ Aku gantian, Pak” Fanny ikut- ikutan timbul suaranya sehabis takjub memandang percobaan aku pada pak Sebastian.
Aku tiba- tiba bengong, tidak hanya ruang yang penuh dengan perlengkapan elektronik serta cuma terdapat meja pingpong ini, cuma terdapat Aku, Fanny serta Pak Sebastian.
Aku memandang Pak Sebastian, nampaknya ia paham kejengahan aku,
“ Iya, pak dicoba saja pada Fanny, sekaligus buat dicoba buat memandang telur serta rahim”,
“ Tetapi.” kata aku.
“ Sudahlah pak, dicoba daripada nanti kita diklaim nanti aku yang repot” ia menyahu
“ Cobalah Pak, tidak harus sungkan, supaya aku pamit kembali dahulu” Pak Sebastian matanya terlihat sungguh- sungguh, tetapi terlihat diujung bibirnya senyum kecil, penafsiran sekalian menantang aku buat“ mengecek”
Fanny.“ Pamit Pak!, aku kembali dahulu”
Langsung ia ngeloyor berangkat, bisa jadi keletihan, bisa jadi tidak mau mengusik“ kegiatan” aku dengan Fanny.
Sehabis Pak Sebastian tidak lagi di ruang, tinggal aku bersama Fanny,
“ Jadi, Pak?” suara Fanny kembali timbul, aku cuma dapat mengangguk- angguk
‘ Ya, silahkan”.
Tanpa ragu sedikitpun Fanny melepas kancing bajunya serta membaringkan diri di meja pingpong, terlihat BH Krem serta sebagian buah dada yang menyembul, kulit yang putih serta sangat bersih. Aduh…” My Dick” tiba- tiba bangkit ditengah malam!.
Mulailah aku membagikan pelincir di perutnya yang putih serta kencang,“ Hi- hi- hi, dingin, pak”. kala pelincir menetes diperutnya. Aku cek lambung serta ginjalnya, wajar seluruhnya. Aku tidak berani memeriksanya lebih lanjut.
“ Pak, sekaligus yang lain, mumpung free”.
Aku mulai menggerakkan prop USG ke bagian badan atasnya, sebab BHnya masih ditempat pasti saja aku tidak dapat memusatkan prop pas ke Jantungnya
“ Fanny, eh. eh.”.
” Oh, ini Pak” Sembari memegang BHnya” Sebentar, Pak” dengan style akrobat seseorang perempuan, BH Fanny telah terlepas.
Terlihat buah dada yang sangat indah di depan aku, puting yang kencang serta bagus, payudaranya meski tidak besar hendak namun kencang, terlihat kenyal serta sangat sepadan kiri serta kanan. Aku mulai memusatkan prop USG ke arah Jantungnya dengan menggesernya dari wilayah perut.
Nampaknya Fanny menikmati geseran prop USG tersebut, kedua putingnya terlihat membeku menjulang. Lebih edan lagi malahan saat ini ia menutup kedua matanya, sembari berdesis pelan. Aku arahkan prop USG pas di jantungnya, dengan pembesaran 200 X, aku mulai“ membaca” ruang- ruang jantungnya.
Sebab aku berupaya menelusuri bagian kiri serta kanan jantung, pasti saja aku wajib berulang- ulang menggeser prop USG, sembari berkata padanya apa yang aku baca dari layar monitor. Tidak sempat sekejappun Fanny membuka kedua matanya, sembari terus berdesis- desis pelan.
“ My Dick” telah tidak tahan lagi, amati kondisi semacam ini. Dikala tangan kanan aku memegang serta menggeser prop USG, entah dari mana tiba- tiba refleks tangan kiri meremas buah dada kanan Fanny.
Aku remas- remas serta memain- mainkan pelan payudaranya. Desis Fanny kian jelas kentara,
“ Terus. Pak”…” Terus Pak” Fanny berbisik
” Mana tahan” pikir aku.
Telah tidak ingat lagi antara boss serta karyawatinya. Aku letakkan prop USG tersebut, saat ini yang mengecek jantungnya merupakan tangan kanan aku di buah dada kirinya. Aku isap- isap serta gigit- gigit pelan payudaranya.“ Lezat Pak. terus. terus” sembari senantiasa terus menutup mata.
Aku jilat- jilat serta ciumi perutnya, tangan kanan aku saat ini telah berpindah ke arah selangkangannya yang masih terbalut apik dengan rok. Aku elus- elus dengan halus selangkangannya, terasa lembab.“ Eh. eh.. eh. lezat pak”
Aku masukkan tangan aku kedalam roknya, teraba CD- nya, basah nian, kakinyapun tidak lagi sejajar semacam tadi, saat ini kakinya mementang lebar- lebar berikan peluang tangan aku buat mengeksplorasi selangkangannya lebih lanjut.
Aku tarik tepi CDnya, teraba vulvanya yang telah basah, aku sikat pelan- pelan bibir dalam vaginanya. Lendir vaginanya memudahkan aku buat menggosok- gosok jari tengah aku ke vaginanya, pula kelentitnya.“ Ekh.. ekh.. ekh”.. kian keras suara Fanny.
“ Sebentar yaa”.. tiba- tiba aku bangkit, aku lekas matikan USG serta lampu ruang elektronik yang cerah benderang itu dengan lekas. Aku lepas lekas seluruh pakaian yang aku kenakan pula CD aku. Aku telah tidak tabah lagi.
Fannypun pula tidak ingin kalah, tanpa diperintahkan, langsung ia lepas seluruh pakaian, rok, serta CDnya. Dari remang- remang penerangan dari ruang sebelah saat ini nampaklah Fanny yang telanjang bundar serta luar biasa. Bukit kewanitaannya dipayungi oleh rambut yang rimbun,
“ Pantas, alisnyapun rimbun” pikir aku. Saat ini aku langsung memusatkan mulut aku ke vaginanya, sebab lebatnya“ hutan” kewanitaannya, aku terpaksa memakai kedua tangan aku buat menyibak“ hutan” nya. Gantian saat ini malah Fanny yang mengelus- ngelus serta memilin- milin payudaranya sendiri.
Memeknya berbau khas yang agak keras serta berasa asin, semacam keju belanda. Maklumlah, kami berdua tidak pernah mandi semenjak pagi hari tadi. Tetapi sudahlah mulut aku telah dalam posisi itu. Aku jilat- jilat kelentitnya serta naik turun di bibir dalam vaginanya naik– turun.
“ Pak, masukin. pak” Fanny meminta. Tanpa perintah kedua, aku berdiri. Aku tarik badan Fanny ketepi meja pingpong, lekas aku masukkan“ tongkat naga” aku ke vaginanya.
“ Bless…” tanpa kesusahan aku masukkan
“ My Dick” aku, sebab lendir di Miss V Fanny telah membanjir, tidak hanya posisi aku yang berdiri memudahkan perihal itu. Aku pegang pinggulnya, aku tarik serta dorong badan Fanny, cocok dengan arah laju pinggul aku yang maju mundur.
“ Ekh.. ekh.. ekh”. terus menerus suara Fanny terdengar keenakan. Sehabis 10 menit tiba- tiba tangan Fanny memegang sangat keras kedua tangan aku yang lagi memegang pinggulnya‘ Maaasssss..” Fanny menjerit tertahan…pada dikala yang bertepatan, Miss V Fanny berdenyut- denyut keras
“ My Dick” aku yang didalamnya semacam diremas- remas dengan lembut oleh vaginanya. Fanny orgasme hebat, pantatnya tidak lagi terletak dimeja pingpong tetapi terangkat keras keatas. Warnanya ia lagi menikmati semaksimalnya orgasme serta keheningan sesaat yang mencuat pada dirinya.
Sehabis ia agak tenang, aku baru kembali memompanya, terasa agak kering saat ini vaginanya, habis lendirnya
“ Sakit, mas.. sakit, mas” ia meringik.
“ Tanggung” pikir aku. Lekas aku ambil pelincir USG yang tergeletak dekat kami, aku olesi kepala“ My Dick” aku serta pula Miss V Fanny, lekas aku masukkan kembali“ My Dick” aku kedalam vaginanya, saat ini kembali licin semacam semula.
“ Terus. mas, lezat”…saya senantiasa dalam posisi semula, saat ini dengan bekal sedikit pelincir diibu jari aku, aku bantu Fanny dengan menggosok- gosok kelentitnya. Kali ini, sangat susah aku orgasme, konsentrasi aku buyar total, sehabis Fanny memanggil aku dengan istilah“ Mas”, aduh aku ini boss- nya.
Tetapi“ what the hell, what will be, will be”. Kembali aku berupaya konsentrasi buat menghasilkan seluruh isi“ My Dick” aku. Rupa- rupanya“ perkosaan” aku dengan bunda jari kanan aku mengenakan pelincir di kelentitnya mengundang kembali orgasme Fanny. Sebaliknya otak aku masih berperang antara“ Mas serta Pak”.
“ Tahan mas. tahan. aku ingin keluar lagi”.. dalam hitungan menit muncullah“ Maaasss. masss.. masss.” serta remasan lembut Miss V Fanny yang berdenyut- denyut di“ My Dick” aku. Fanny orgasme buat kedua kalinya, namun tidak sehebat yang awal, tangannya meremas keras tangan kiri aku,
sebaliknya tangan kanan aku masih aktif di kelentitnya.“ Rugi, jika aku tidak orgasme” pikir aku. Lekas gantian aku menutup mata, konsentrasi penuh membayangkan vaginanya Sharon Stone. Aku percepat pompaan aku di selangkangannya.
“ Akkkkhhhhhhhhhhh..” aku mendengus panjang, aku keluarkan seluruh isi“ My Dick” aku kevaginanya, serta aku tanamkan sedalam- dalamnya“ tongkat naga” aku.. aku orgasme.
Aku tergeletak disamping Fanny, 2 manusia telanjang bundar dengan Miss V serta“ My Dick” yang berleleran mani.
Fanny memeluk aku, dijilat- jilat pelan kuping aku“ Maaf ya mas, semenjak tadi malam memanglah aku lagi“ kepengin”” Fanny berbisik.“ Puas mas?, aku puas sekali”. Aku mengangguk.
“ Mari kita kembali” aku menegaskan, jam telah menampilkan jam 2 malam. Lekas kami berdiri serta merapikan pakaian, Fanny kekamar mandi mensterilkan sisa- sisa mani yang berleleran di vaginanya.
Aku saat ini sendirian di ruang elektronik, lampu telah aku hidupkan kembali, sembari merokok serta menunggu Fanny kembali ke ruang ini, aku termangu- mangu.“ Aduh, saat ini ia panggil aku Mas, sementara itu aku bossnya, belum lagi jika ia hamil